Monday, November 10, 2008

Andai Saja

Teruntuk: Muslimin dan Muslimat

Saudaraku tercinta, saudariku tersayang, jika ada yang memberitahumu akan ada orang agung yang hendak bertamu kerumahmu besok, apa yang akan kamu lakukan?
Apakah kamu akan segera membersihkan rumah, menghiasnya dan mempersiapakan makanan yang lezat dan lagi mewah, ini semua untuk kamu hidangkan bagi tamu agungmu?
Ya, kami yakin ini yang akan kamu lakukan. Semakin agung kedudukan tamumu, maka akan semakin besar penghormatanmu kepadanya?
Namun, bayangkan saudaraku, andaikan orang yang bertamu kerumahmu adalah dia.....dia....Muhammad Saw..... Rasulullah secara pribadi datang bertamu kerumahmu....bayangkan....
Bayangkan saja, manusia terbaik bertamu kerumahmu. Dia bukan seorang mentri ataupun pemimpin, tapi dia orang yang paling utama di hamparan dunia ini dan di sepanjang sejarah manusia.

Dalam surat ini kami mengajak kamu untuk membayangkan bersama bagaimana sikap kita. Kalaulah seorang yang paling agung akhlaknya Saw, mendatangimu?

Dia berziarah kerumahmu:

Saudaraku yang saya cintai, andai saja Nabi mengetuk pintu rumahmu saat ini.....apa respon kamu?
Apakah kamu bergegas menuju pintu dan mengucapkan selamat datang kepada Nabimu, dan air mata kebahagian mengucur dari matamu?
Apakah kamu akan segera menuntun Nabi untuk masuk kerumahmu, dan kamu berkata: "Amboi, Rasulullah berada dirumahku.....inilah hari yang paling bahagia di sepanjang hidupku"
Apakah ini benar yang akan kamu lakukan, ataukah kamu malah kaget dan gelisah ketika mendengar pintumu di ketuk? dan kamu berlari menuju kamar untuk menyembunyikan kaset-kaset nyanyian dan menggantinya dengan kaset Al Qur'an? Atau kamu segera mencabut kabel parabola dan mendelet chanel-chanel musik erotic? Atau kamu buru-buru menghidupkan komputer untuk mendelet file-file yang tidak pantas, atau kamu cepat-cepat mencabut poster-poster penyanyi di dinding kamarmu?, Atau kamu akan menemui Nabi sedangkan rokok ditanganmu, atau kamu baru ingat sekarang bahwa rokok itu haram, atau kalaulah kamu tidak berpendapat itu haram, maka kenapa kamu malu merokok di hadapan Nabi?

Dan kalaulah kamu memang sudah merapikan semua itu, serta kamu telah menyembunyikan semua hal yang dapat membuat Rasulullah marah. Kemudian kamu menemuinya dan duduk bersama beliau dengan menata tutur katamu seraya kamu senang melihat wajah beliau yang bercahaya. Namun bayangkan, jika Nabi berkata bahwa dia akan tinggal bersamamu selama satu bulan lebih....apakah kamu akan senang atau malah bersedih?

Apakah kamu akan sebagaimana para sahabat yang berlomba-lomba meminta Nabi untuk bertamu kerumahnya di saat beliau baru tiba di madinah. Atau kamu akan merasa cemas sembari membayangkan apa yang akan terjadi selama satu bulan tersebut?

Apaka beliau akan merasa bangga ketika melihatmu lalai dalam mengerjakan shalat, atau di saat kamu enggan berjama'ah?
Apakah dalam waktu sebulan itu beliau akan melihatmu rajin membaca Al Qur'an, atau malahan melihatmu banyak membaca koran dan nonton film-film yang diharamkan?
Apakah dalam waktu sebulan itu beliau akan melihatmu baik dalam bermuamalah terhadap keluargamu, ataukah beliau malahan mendengar teriakanmu dengan tangan mengacung-acung, serta lidahmu mengeluarkan kata-kata kasar? Padahal Rasulullah berkata: "Orang yang paling baik di antaramu, adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya, sedangkan saya orang yang paling baik terhadap keluarga!"

Dia mengunjungi tempat kerjamu:

Itu tadi jika Nabi muhammad Saw. bertamu kerumahmu, maka bagaimana kalau beliau mengunjungi tempat kerjamu?

Apa yang akan kamu katakan kepada Rasulullah Saw. sedangkan beliau melihat kelalaian dalam berkerja? Apa yang kamu katakan kepadanya padahal beliau bersabda "Sesungguhnya Allah mencintai jika kalian mengerjakan suatu perkerjaan diiringi dengan keseriusan"

Apa yang akan kamu katakan kepada beliau sedangkan beliau melihat praktek suap-menyuap, untuk melancarkan pekerjaan atau apa yang biasa yang kamu sebut dengan "hadiah"?, apa yang kamu katakan kepadanya sedangkan beliau pernah bersabda "Allah melaknat orang yang menyuap, dan yang disuap".
Apa yang kamu akan katakan kepada Nabi Saw. jika beliau melihat penipuan dalam praktek jual beli dan praktek perekonomianmu. Sedangkan beliau pernah bersabda "Orang yang menipu bukanlah termasuk golongan kami"

Dia bersamamu di jalanan:

Bagaimana kalau Nabi berjalan bersamamu di jalanan? apakah beliau akan merasa bahagia ketika beliau mendengar kalimat- kalimat kasar yang dapat mengotori telinga orang yang sholeh?
Apakah kamu bisa membayangkan kemarahannya ketika beliau mendengarkan cercaan (gosip) istri-istri yang keluar dari lidahnya begitu saja, padahal beliau bersabda "Jauhilah tujuh hal yang termasuk dosa besar" salah satunya beliau katakan "Cercaan istri-istri yang berdosa". Ini beliau masukan sebagai dosa yang besar, yang bisa mengantarkan pelakunya pada neraka?

Apakah Rasulullah akan ridla sedang beliau melihat istri-istri kita, anak-anak kita di jalanan tanpa mengenakan hijab dan berpakaian yang bisa menimbulkan fitnah bagi para pemuda?. Apakah beliau akan mengatakan bahwa hal itu layaknya wanita-wanita pesolek?, Atau beliau akan mengatakan mereka sebagaimana cucunya Khadijah, Aisah, dan asma?

Apakah Rasulullah akan merasa bahagia ketika melihat mesjid-mesjid kosong?. Apakah Rasulullah akan merasa ridla ketika melihat arak-arak dan klub-klub malam menyebar di negara-negara Islam?. Apakah Rasulullah akan merasa ridla ketika melihat para pemuda di jalanan sedang asyik menggoda wanita?

Keadaan ummat Islam dewasa ini:

Apa yang kamu katakan kepada Rasulullah, jikalau beliau menanyakan kepadamu mengenai kondisi ummat Islam dewasa ini?
Apakah kamu akan berbohong dan berkata bahwa ummat Islam dalam keadaan baik-baik saja, atau kamu akan berani memberi kabar kepada Rasulullah bahwa kami sedang dalam kehinaan?, Memberi kabar mengenai Al Aqsa (tempat Isra'nya Rasulullah) yang dirampas yahudi, dan mereka berusaha menghancurkannya sekarang!!!
Tentang ummat Islam yang terbunuh pagi dan petang di Irak, Afganistan, Chechna, Kashmir, dan di setiap tempat!!!
Apa yang akan kita katakan kepada beliau, padahal beliau pernah berkata mengenai haramnya darah muslim bahkan itu begitu agung di sisi Allah dibandingkan kehormatan Ka'bah?
Beliau yang mengirimkan tentara untuk membunuh Yahudi setelah mereka membunuh ummat Islam dan merampas kehormatan muslimah, sehingga Rasulullah membalasnya. Tapi sekarang, lihatlah siapa yang lemah di setiap tempat?
Bayangkan, andai saja beliau bertanya kepadamu "apa yang kamu perbuat untuk menolong saudaramu sesama muslim?, apakah kalian tidak mendengar perkataanku: "Barang siapa yang tidak merasa peduli terhadap urusan ummat Islam maka bukanlah golongan mereka"?
Apakah kamu bisa menemukan jawaban dari pertanyaan Rasulullah ini?!

Bagaimana kalau Rasulullah meminta setengah dari hartamu, untuk digunakan di jalan da'wah dan jihad di jalan Allah?. Apakah kamu akan menyambut permintaannya itu sebagaimana Umar bin Khattab, atau kamu akan menyerahkan seluruh hartamu sebagaimana Abu Bakar Shiddiq, atau malahan kamu akan menolak dan bersikap kikir dan mencari hujjah untuk meminta maaf?

Saudaraku yang saya cintai, bayangkan akan marahnya Rasulullah ketika melihat negri kita menegakkan hukum bukan dengan syari'at Allah yang diturunkan kepadanya!!
Bayangkan, andaikan Nabi mendengarkan ucapan yang mengatakan bahwa "Agama tempatnya di mesjid, maka jangan mencampuri urusan politik, ekonomi, dan tata negara"!!
Apakah beliau akan merasa ridla akan hal itu, padahal beliau seorang pemimpin pertama negara Islam?. Apakah Rasulullah akan setuju, ketika beliau melihat bungkamnya muslimin di saat melihat kedzaliman dan kerusakan. Padahal beliau pernah bersabda "Jihad yang paling utama adalah ucapan benar di hadapan pemerintah yang berdosa"

Saudaraku yang saya cintai, .....
Apakah kamu membaca tulisan ini dengan matamu, atau dengan mata hatimu?
Apakah kamu membacanya dengan tatapan hampa, atau kamu memikirkan di setiap untaian katanya dengan akal yang Allah berikan kepadamu?
Apakah kamu benar-benar merasa tidak siap dengan kedatangan Nabi ke rumahmu?
Renungilah dan tanya dirimu, apakah Rasulullah di hari akhir nanti akan berkata kepada kita "Umatku, umatku", atau berkata "Pergi, pergi!"?

Saudaraku yang saya cintai.....
Meskipun Muhammad Rasulullah tidak melihatmu, namun Tuhannya Muhammad melihatmu. Dan meskipun Rasulullah telah meninggal, Allah itu Maha Hidup dan tidak akan meninggal.
Allah tidak akan ridla dengan apa saja yang telah saya sebutkan di atas, karena Rasulullah pun tidak meridlainya.
Maka, segeralah bertobat dan meminta ampunan dari Sang Pemberi Ampunan. Ketahuilah, Allah yang Maha Suci senantiasa membentangkan Tangannya di malam hari bagi orang yang bertobat dari dosa-dosa yang diperbuatnya di siang hari, dan senantiasa membentangkan Tangannya di siang hari bagi orang yang bertobat dari dosa-dosa yang diperbuatnya di malam hari, dan ini akan terus berlangsung hingga matahari muncul dari Barat.

Ketahuilah,
Cinta kepada Rasulullah tidak dengan untaian kata semata, namun mesti dengan geraknya usaha.

Satu yang menentukan

To: Adik-adik yang Aa rindui

Waktu akan terus berjalan tak mengenal siang dan malam, mengejar sisa-sisa umur kita. Tapi, apakah kita hanya akan menjadi seorang pecundang yang gagal memanfaatkan masa hidup? Ataukah kita akan menjadi seorang pemenang yang bisa mengolah hidupnya dalam ketaqwaan. Tentu, di lubuk hati yang paling dalam terus akan berteriak menginginkan ketaqwaan. Tapi, apakah keimanan saja sudah cukup?, “ya” sudah cukup untuk menghantarkan kita ke gerbang surga-Nya yang dihiasi dengan permata. Karena keimanan kita itu berarti “Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota tubuh”.
Keislaman kita tidak akan menjadikan kita bebas dari ancaman neraka-Nya, jika kita tidak mengamlakan apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Di pembahasan kali ini Aa mau membahas tentang satu hal yang dapat menentukan apakah kita ini benar-benar beriman, atau tidak?, apakah kita ini akan selamat dari siksa kubur, ataukah tidak?, apakah kita ini akan selamat dari neraka-Nya yang sangat menyiksa, ataukah tidak?, apakah kita ini akan memasuki surga-Nya dan dapat merasakan nikmatnya memandang Allah SWt, ataukah tidak?. satu hal yang Aa maksudkan disini adalah “SHALAT”.
Nabi pernah bersabda “Satu hal yang paling pertama akan dihisab (diminta pertanggungjawaban) dari diri seorang hamba di hari iamat adalah Shalat, jika (shalat itu) baik maka dia mendapatkan keberuntungan, tapi jika (shalat itu) rusak maka dia mendapatkan kerugian yang nyata”. Atau dalam riwayat Thabrani ditambahkan “....jika (shalat itu) baik maka baikah semua amalannya, dan (shalat itu) rusak maka rusaklah seluruh amalannya” Artinya, shalat kita adalah sebagai ukuran keselamatan atau celakanya kita di akhirat nanti.
Orang sering kali lupa dengan perintah ini, atau mungkin sengaja melupa-lupakan dan mungkin dia tidak takut dengan siksaan Allah yang sangat perih. Allah tidak meminta hamba-Nya untuk menyembah-Nya dengan alasan agar Allah mendapatkan keuntungan, tidak! sekali-kali tidak!, kita menyembah Allah karena kita memang membutuhkan perlindungan dari-Nya, kasih sayang-Nya, ampunan-Nya, dan limpahan rizki-Nya. Kitalah yang membutuhkan, bukannya Alah yang membutuhkan kita. Meskipun kita bermaksiat, tidak shalat, mendurhakai dan menyakiti hati orang tua, tetap ke Maha Agungan Allah tidak akan berkurang, bahkan kita yang nantinya akan merugi.
Amy, Eza dan Deri juga adik-adik semua, pasti tidak akan mau menjadi orang-orang yang rugi di akhirat nanti. Hanya karena alasan malas, pengen menamatkan nonton film, jalan-jalan atau alasan-alasan yang tidak berguna lainnya, kita lantas meninggalkan shalat. Apakah kita tidak malu mendengar kisah Nabi Muhammad Saw yang kakinya memar akibat memperbanyak tahajjud (apalagi shalat fardu), padahal beliau sudah dijamin masuk surga dan beliau yang pertama akan memasuki pintu surga. Kenapa dengan kita?, di duniapun kita tidak dijamin selamat dari bahaya, apalagi di akhirat nanti!.
Ups, ko jadi panas gini, cool... cool man.
Ok pertama Aa akan membahas tentang:
Kedudukan shalat dalam Islam
Shalat memiliki kedudukan yang mana kedudukan ini tidak akan ada yang menggantikannya dalam Islam. Berikut diantara kedudukan shalat dalam Islam:
- Karena shalat adalah tiangnya agama, sebagaimana sabda Rasul: “Kepala (pangkal)nya sesuatu adalah Islam, tiangnya adalah shalat...” (HR. Tirmidzi dan Ibn Majah). Jika saja ada atap rumah tak bertiang, maka itu suatu kemustahilan, atap itu akan langsung jatuh dan hancur. Begitupun dengan Islam (sebagai atap), dia tidak akan kokoh dan akan jatuh berkeping-keping, jika shalat (sebagai tiangnya) keropos atau bahkan tidak ada tiang.
- Shalat membedakan antara keimanan dan kekufuran, saking pentingnya shalat bagi muslimin, maka Nabi bersabda “Perbedaan antara seseorang dengan seseorang yang kufur dan syirik, adalah dengan shalat(nya)” (HR. Muslim, An Nasa’i, Abu Daud dan yang lainnya). Jadi, jika kita tidak melakukan shalat, maka sama saja dengan orang yang kufur dan syirik kepada Allah Swt. sedangkan kedua amalan ini akan menjauhkan kita dari surga-Nya. Na’udzubillah. Lebih jelas lagi Nabi pernah bersabda “Perjanjian antara kami (Nabi) dengan mereka (Umat Islam) adalah dengan shalat, barang siapa yang meninggalkannya, maka ia telah kufur” (HR. Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibn Majah).
- Shalat adalah amalan yang pertama kali yang akan dihisab, dan ia yang menentukan semua amalan. Haditsnya telah Aa tuliskan di awal.
- Shalat adalah wasiat terakhir Nabi. Ketika ruh Nabi di kerongkongan, beliau berwasiat kepada kaum muslimin “Umatku, umatku: (lakukanlah) shalat”
Hukum meninggalkan shalat
Para ulama fiqih sepakat bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja dan mengingkari wajibnya shalat, maka dia telah kufur dan keluar dari agamanya (murtad), dan halal darahnya (Harus dibunuh). Sebagaimana sabda Nabi “Aku diperintahkan (oleh Allah) untuk membunuh manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, dam (mereka) mengerjakan shalat, membayar zakat. Jika mereka mengerjakannya, maka mereka telah selamat dariku darah dan hartanya, kecuali dalam keadaan dihukum (dipidana) dan perhitungannya dihadapan Allah Azza wa Jalla” (HR. Bukhari dan Muslim). Maksudnya, orang yang hanya mengucapkan syahadat saja tanpa melakukan shalat, maka dia tetap halal darahnya untuk dibunuh.
Sedangkan orang yang meninggalkan shalat karena perasaan malas, para ulama fiqih berbeda pendapat:
- Ada yang berpendapat; orang yang meninggalkan shalat dengan alasan malas dan ia tidak mengingkari wajibnya shalat, maka dia termasuk orang yang fasiq dan berdosa besar. Tapi ingat!!! banyak ayat Al Qur’an yang menerangkan tentang orang-orang fasiq, seperti; Allah tidak menyamakan orang-orang yang beriman dengan orang-orang fasiq dalam firman-Nya “Maka apakah orang yang beriman sama seperti orang yang fasiq?!. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sbagai pahala terhadap apa yang telah merewka kerjakan. Dan adapun orang-orang yang fasiq, maka tempat mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak ke luar daripadanya (dari neraka), mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: ‘Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu dustakan’”. (QS. As Sajdah: 18-20).
Dari ayat ini saja kita sudah merinding, takut, dan ngeri bagaimana Allah terus-terusan menyiksa orang-orang fasiq dalam neraka-Nya, apalagi ditambah dengan ucapan yang menyakitkan “Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu dustakan”. Kita tidak melakukan shalat apakah merasa aman dari siksa neraka nanti, ataukah kita sudah tidak yakin dengan adanya siksa neraka?!. Dan banyak lagi ayat-ayat lain yang menerangkan tentang kedudukan orang-orang fasiq di neraka.
- Sebagian ulama lagi berpendapat; orang yang meninggalkan shalat dengan alasan malas dan ia tidak mengingkari wajibnya shalat, maka dia telah kafir dan keluar dari agama Islam.
Kedua pendapat ini memiliki dalil yang sama-sama kuat, dan Aa tidak bisa menyebutkan dalil dalilnya di pembahasan ini. Disamping dalilnya juga banyak, juga biar tulisan Aa nggak kepanjangan, nanti pada malas bacanya. Pokoknya, yang pasti, orang yang meninggalkan shalat dengan alasan malas, dia berdosa besar dan orang yang berdosa besar dia tidak akan selamat dari api neraka.
Pendidikan Nabi terhadap anak-anak muslim, memiliki metode yang telah diakui keberhasilannya. Termasuk pendidikan beliau dalam masalah shalat, karena shalat merupakan ibadah yang paling menentukan selamat atau celakanya kita, sebab itu beliau mendidik anak-anak tentang shalat sedini mungkin. Sebagaimana sabda beliau: “Ajarkanlah anak-anak kalian shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka jika meninggalkan shalat ketika telah memasuki umur sepuluh tahun” (HR. Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Khuzaimah) derajat haditsnya Hasan (baik/ dibawah shahih tapi tidak dla’if/lemah).
Amy, Eza dan Deri sekarang sudah melewati umur 10 tahun dan (amy, Eza) sudah menginjak masa baligh, semua amalan akan dicatat dan nanti akan dibalas di akhirat. Dari hadits Nabi tadi, beliau memerintahkan mengajarkan shalat ketika anak berumur 7 tahun, dan memukul anak yg tidak shalat pada umur 10 tahun. Lalu bagaimana dengan anak yang seusia Amy, Eza dan Deri?, telah diterangkan diatas, jika alasan meninggalkan shalat karena mengingkari wajibnya shalat, maka dia halal untuk dibunuh karena dia telah keluar dari agama Islam. Tapi jika karena alasan malas dan alasan yg dibuat-buat lainnya, ulama berbeda pendapat, ada yang memasukannya kepada golongan fasiq dan berdosa besar, dan ada yg mengkafirkannya serta halal untuk dibunuh.
Keuntungan melaksanakan shalat
Tidak diragukan lagi, keuntungan kita melaksanakan shalat akan dirasakan di dunia dan di akhirat. Keuntungan di dunia dan diakhirat kita akan merasakan:
- Hati akan senantiasa tenang, dan hiduppun menjadi riang, karena sudah melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah. Tapi kalau kita tidak melaksanakannya, maka hati menjadi gundah dan hiduppun menjadi tak teratur dan dihantui rasa bersalah karena dilubuk hatinya yang paling dalam dia merasakan sakit, sesal dan takut nanti di akhirat akan disiksa.
- Dosanya akan dihapus setiap kali melaksanakan shalat. Sebagaimana sabda Rasulullah “Tidakkah kalian lihat jika terdapat sungai di depan pintu seseorang, lalu dia mandi di sana setiap harinya sebanyak lima kali. Apakah kotorannya masih bersisa (ditubuhnya)?” lalu para sahabat menjawab “tidak akan bersisa sedikitpun kotoran (ditubuhnya)” lanjut Rasul “Begitu juga dengan shalat yang lima waktu, Allah menghapus dosa-dosa karenanya” (HR. Bukhari, Muslim, tirmidzi, An Nasa’i dan Ibn Majah)
- Dia akan dimasukkan ke dalam surga-Nya, jika dia melaksanakan shalat dengan khusyu.
- Dan keuntungan lainnya yg kalo Aa sebutin di sini akan panjang... lanjut ke yg lain aja yah ok?
Sekarang sebelum terlambat
Aa akan menceritakan satu kisah tentang seorang pemuda di Saudi Arabia, (ini kejadian nyata). Pada suatu hari dia sedang naik mobilnya yang mewah, di mobilnya dia stel lagu-lagu yang penuh kemaksiatan. Gaspun ia injak, lalu mobilnya melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi dan akhirnya diapun kecelakaan. Polisi yang melihat pada waktu itu lantas menghampiri, korban dan mengeluarkannya dari mobil naas itu. Wajah pemuda itu sudah berlumuran darah dan kemungkinan besar tidak bisa lagi diselamatkan. Karena polisi itu orang Islam, lalu dia mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallaah di telinga pemuda tersebut, dengan tujuan agar pemuda itu ikut mengucapkannya. Karena polisi tersebut yakin dengan apa yg disabdakan rasul "Barang siapa yang akhir ucapannya di dunia mengucapkan Lâ Ilâha illallâh (tiada tuhan selain Allah), dia akan masuk surga". Tapi apa yang terjadi, pemuda tersebut bukannya melafalkan kalimat Laa ilaaha illallaah, tapi dia malah mendendangkan lagu penuh kemaksiatan tersebut. Seketika polisi itu terkejut, dan akhirnya pemuda itu meninggal dan akhir ucapannya malah mendendangkan lagu. Na’udzubillah.
Ada kisah lain tentang ratusan korban yang terapung di tengah lautan karena perahunya tenggelam, namanya Abu Umar (orang mesir) ini kejadian waktu bulan haji tahun 2006. waktu itu kapal laut melabuh dari saudi menuju mesir, penumpang disana sekitar 3000 orang. Di pertengahan antara Saudi dan Mesir, kapal mendadak goyang dihantam badai dan perlahan tenggelam. Abu umar waktu itu melihat orang-orang histeris, berteriak, dan tidak lama setelah itu kapalpun tenggelam membawa ribuan penumpangnya. Korban yang selamat waktu itu hanya sekitar 300 orang, termasuk Abu umar. Di waktu tenggelam itulah Abu Umar melihat korban satu persatu tenggelam lalu mengapung, hati Abu Umar tersayat-sayat melihat tangisan seorang anak yg pada akhirnya tenggelam ditelan ombak.
Coba, bayangkan jika saja Amy, Eza, Deri atau Aa, berada di antara dua kejadian itu. Nyawa sudah mendekat dikerongkongan padahal waktu itu baru saja berbuat maksiat atau melakukan dosa atau tidak shalat. Seluruh keindahan dunia, cantiknya wanita, agungnya pangkat dan banyaknya harta, pada waktu itu tidak akan berguna lagi, malah menjadi penyesalan. Bayangkan, jika saja pada waktu itu kita sebagai Abu Umar yang melihat korban satu persatu tenggelam. Atau kita sebagai orang yang tenggelam, maka pada waktu itu kita akan berikrar, berjanji kepada Allah akan berbuat baik, akan melaksanakan shalat, akan menta’ati ibu-bapak, akan bersedekah, akan berjilbab (bagi wanita), tidak akan berbuat maksiat, tidak akan pacaran tidak akan... tidak akan... tidak akan.... dan janji-janji lainnya. Kenapa?, karena kita yakin pada waktu itu kemungkinan hidup sangat sedikit, kita akan mati, padahal amalan baik masih sedikit. Penyesalan dan penyesalan lagi yang terus dirasakan waktu itu.
Salah seorang ulama pernah pernah berkata kepada salah seorang laki-laki, dan pada waktu itu dihadapan keduanya ada orang yang meninggal. Ulama tersebut berkata, “kalaulah Allah menghidupkan kembali orang ini, maka dia akan menjadi orang yang paling shaleh di dunia ini. Karena dia yakin bahwa dia akan mati dan akan dibalas semua perbuatannya”.
Adik-Adikku, mari kita mulai bertaubat menjalani hidup dengan keshalehan, sebelum kematian mendatangi. Ingat!, kematian datangnya tiba-tiba, kita tidak tahu kapan dia datang, apakah dia datang ketika kita sedang melakukan maksiat, sedang durhaka kepada orang tua, sedang tidak melaksanakan shalat, ataukah dia datang ketika seluruh anggota tubuh kita bersujud kepada Allah, tangan kita sedang bersedekah, jiwa raga kita sedang menta’ati orang tua, mulut kita sedang membaca Al qur’an???.

Ya Allah, matikan kami dalam keadaan bertaqwa dan kumpulkan kami di surga-Mu yang penuh keberkahan. Amiin

Harapan Seorang Harapan Agama

To. Adik Aa : Fahmy Sabiel Noerfiqhy

A. Iftitah
Gimana kabarnya Amy?, semoga Allah melindungi selalu dan mengiringi segala gerak langkah Fahmy dalam meniti tangga kehidupan dunia yang semakin pelik ini. Jatah umur semakin berkurang, entah kapan jatah ini kan berakhir yang pasti kita mesti mempersiapkan segalanya dengan penuh semangat ke arah perbaikan. Semoga kita dimatikan Allah dalam keadaan shaleh.
Kalo enggak salah umur Amy kali ini sudah mencapai 15 tahun. Coba Aa tanya pada Amy, apakah umur seperti ini sudah layak memikul tampuk pemerintahan?, atau menjadi panglima perang?, atau da’i yang militan?, atau malah lebih layak untuk menjadi korban kebudayaan Barat?, menjadi pengobat?!, tukang tawuran?!, pengangguran?!.
Di surat Aa kali ini akan membahas peran remaja dan pemuda bagi keluarga, negara dan Agama. Jangan males bacanya yah J.
B. Kecil Bukan Berarti Kerdil
Sering orang lain menganggap usia seumur Amy masih kecil untuk diberikan tanggung jawab, mereka menganggap usia seperti ini belum layak mengatur organisasi, apalagi mengatur prajurit. Padahal Nabi sangat memperhatikan usia seperti ini, makanya tidak sedikit para sahabat yang masih muda yang bisa menggerakkan da’wah Islam. Karena pada usia seperti ini segala potensi kebaikan mesti diarahkan, jika tidak, maka potensi kejelekan mereka akan menguasai masa remaja. Coba, tidak sedikit usia seumur Amy yang menjadi pecandu Narkotik, kerjanya tawuran, menjadi preman, kenapa? Karena potensi ketaqwaan mereka tidak dibimbing oleh kakak-kakaknya, ortunya, ustadznya dan tokoh masyarakat.
Mereka dikucilkan oleh masyarakat karena dianggap masih setengah manusia, tapi ketika mereka berbuat salah malahan langsung dicerca habis-habisan, padahal tidak seratus persen kesalahan mereka, tapi juga kesalahan para orang yang lebih tua darinya. Masyarakat sering meremehkan usia seperti ini, padahal coba Amy baca kisah para sahabat yang senantiasa mengiringi perjuangan Nabi. Kebanyakan mereka adalah remaja dan pemuda. Karena pada masa ini mereka mempunyai tiga faktor yang sangat menguntungkan pergerakan Islam: - Masih berjiwa Muda sehingga masih bersemangat jika diajak berjihad – Sehat Badan karena perjuangan Islam memerlukan para pemuda yang kuat secara jasad - Punya kecerdasan yang cukup karena kondisi otak pada usia seperti ini masih segar dan kuat menerima ilmu.
Ketiga faktor ini tidak dimiliki para orang tua, artinya, hanya dimiliki para pemuda. Coba Amy baca kisahnya sahabat Al Arqam bin Abi Arqam, pada umur 16 tahun dia sudah mendukung perjuangan Nabi ketika di Makkah, dengan menjadikan rumahnya sebagai tempat berkumpul orang-orang Islam, padahal diwaktu itu suasana sedang mencekam. Atau baca kisahnya Umair Ibn Abi Waqqas, dia menangis ketika ditolak Nabi untuk berjihad, karena Nabi melihat dia masih berumur 6 tahun, tapi akhirnya Nabi mengizinkannya berjihad dan syahid di medan jihad. Juga baca kisahnya Zaid Ibn Tsabit, pada umur 13 tahun dia ikut perang di peperangan Badar, padahal panjang pedangnya waktu itu hampir menyamai tingginya tubuh zaid. Lalu ketika dia diperintahkan Nabi untuk mempelajari bahasa Yahudi, dia bisa menguasainya hanya dalam setengah bulan, dan disuruh Nabi agar mempelajari bahasa Suryani, dia bia menguasainya hanya dalam 17 hari, akhirnya dia dijadikan Nabi sebagai Juru Bicara Nabi.
Masih banyak lagi kisah para sahabat yang masih muda tapi sudah bisa memberikan manfaat besar bagi agamanya. Amy tinggal baca buku kisah-kisah para sahabat, agar jangan sampai yang dijadikan idola itu Superman, Batman, Linkin Park, Metal, SOS, Padi, Paterpan dan orang-orang kecil lainnya yang hanya khayalan dan merusak akhlaq para pemuda. Coba Aa tanya apakah Amy kenal dengan nama-nama sahabat yang Aa sebutkan tadi?, ingat, mereka itulah yang mesti kita jadikan idola. Makanya Nabi pernah bersabda tentang kepribadian para sahabat: “Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Demi diriku yang ada dalam genggaman-Nya, kalaulah ada seorang yang menginfaqkan emas seberat gunung Uhud, maka tidak akan sebanding satu mud(1/2 Ons) pun atau bahkan setengah (mud)pun dengan amalan sahabat” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi sekali lagi Aa simpulkan, usia Amy ini sudah layak untuk memberikan manfaat bagi keluarga dan agama. Disamping, pada usia inipun Allah sudah mencatat segala amalan yang nantinya akan diminta pertanggungjawaban. Kalo Allah sudah memberikan kita amanah, kenapa kita sia-siakan. Menurut orang lain kita masih kecil, tapi menurut Allah kita sudah layak diberikan amanah.
C. Singa Yang Bermental Kucing
Coba Amy baca dikoran-koran, yang menjadi korban narkotika kebanyakan remaja. Hubungan intim diluar nikah menjadi trend para ABG, Sahara Indonesia Foundation mengumumkan hasil polingnya bahwa sedikitnya 38.288 remaja di Kabupaten Bandung diduga pernah melakukan hubungan intim atau seks bebas diluar nikah (Sabili. 27 Agustus 2004 hal. 60). Angka poling ini laksana gunung es, yang hanya terditeksi bagian atasnya saja sedangkan yang tidak terditeksi masih banyak lagi Na’udzubillah. Mereka yang seharusnya menjadi generasi pengganti, malah mati muda karena sakau atau karena terkena penyakit HIV AIDS. Ini terjadi karena mereka tidak disibukkan dengan aktivitas keagamaan.
Sudah segitu bejatkah kondisi para harapan agama kali ini?, mereka kurang diberikan modal agama dari para guru dan orang tuanya. Padahal ancaman lingkungan sangat mempengaruhi kepribadiannya. Film, Media cetak, dan Teman sekitar sudah banyak mempengaruhi ketaqwaan para remaja. Mereka akhirnya bermental kucing tapi berbadan singa, dan menjadi sampah masyarakat yang mesti segera dibuang, jika tidak, mereka akan mencemari kebersihan lingkungan. Menurut Dr. Raghib As Sirjani, sedikitnya ada empat faktor yang membuat rusaknya generasi:
1. Hilangnya Tarbiyah Islamiah, para remaja tidak dididik keislamannya atau bahkan tidak diberikan kesempatan untuk mengenal agamanya.
2. Hilangnya sosok yang mesti ditauladani, para orang tua tidak hanya tidak mendidik anak pada agamanya, tapi mereka sendiri yang tidak berakhlaq agama.
3. Munculnya Jiwa Minder, hal ini tumbuh karena tidak mengenal agama dan merasa agamanya tidak sesuai dengan kemajuan zaman. Akhirnya mereka mengikuti gaya hidup Barat yang tidak bermoral.
4. Media informasi yang rusak, TV, koran, iklan, dan media informasi lainnya yang menyodorkan kemaksiatan, yg kebanyakan mempengaruhi moral remaja.
Rusaknya para remaja bukan berarti kesalahan remaja sepenuhnya, tapi juga kesalahan para pendahulunya. Apakah kita akan termasuk remaja seperti ini?, padahal Nabi Muhammad sudah mewanti-wanti kita agar : “Persiapkan yg lima sebelum datang yg lima: (salah satunya) Masa mudamu sebelum datang masa tuamu..” juga dalam sabdanya yang lebih keras peringatannya “Tidak akan beranjak kedua kaki anak cucu Adam di hari Kiamat, sebelum ditanya empat perkara: 1. tentang umurnya dengan apa dia pergunakan. 2. tentang masa mudanya dengan apa dia melewatinya. 3. tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan bagaimana dia mempergunakannya. 4. dan tentang ilmu apa yang sudah dia kerjakan.” (HR. Tirmidzi).
D. Remaja dan Tantangan Masa Depan
“Pemuda harapan agama”. Kata-kata ini sangat benar karena merekalah yang akan meneruskan perjuangan para pendahulunya. Tantangan kita saat ini sangat banyak, terletak diberbagai penjuru angin. Dari mulai budaya sampai intelektual, ekonomi dan politik, dan lebih ngerinya lagi mereka sudah menyerang agama kita. Ini tugas Aa, Amy, Reza, Deri, Reri, Mulki, Novi, Nisa, Ocha, Seni, Sofwan, Wulan, Ully dan semua remaja, pemuda dan pemudi selanjutnya. Jika bukan kita siapa lagi yang kan memperjuangkan agama kita. Baik, sebelum kita memperjuangkan agama kita, Aa mau tanya, “Sudah sampai mana Adik-adik mengorbankan uangnya untuk infaq kepada faqir-miskin, apakah lebih memilih nonton telenovela dibandingkan menjawab adzan dan pergi ke mesjid?, atau lebih memilih ngeceng di Mall dari pada duduk di majlis ta’lim?”.
Lihat, musuh-musuh Islam sedang giat-giatnya meracuni otak para remaja agar segera mati mental jihadnya dan mati jasadnya. Berapa banyak yang murtad dari agama Islam karena para pendeta semangat berda’wah. Berapa banyak kepala umat Islam dipenggal oleh musuh-musuh Islam di Ambon, Poso, Afghanistan, Palestina, Checna, Irak dan sekarang di Libanon. Berapa banyak anak-anak yang kehilangan orang tuanya, kelaparan, tidak bisa menikmati sekolah, mainan mereka batu-batu jihad, tiap hari mereka dihadapkan dengan bedil-bedil dan tank musuh.
Di Garut: Bethesda dan Cisewu sudah banyak yang murtad dari agama islam, karena akibat kristenisasi. Ini tugas kita!. Apakah kita akan diam saja? Termangu?, dan malahan bermaksiat, tidak menghormati ortu, dan menjadi sampah masyarakat?!!!.
Husssss ..... cool, cool ... kok Aa jadi marah-marah gini yah? J, maklumlah disini lagi musim panas.
E. Sudah Waktunya Berubah
Memang, sudah waktunya kita merubah cara hidup, kita sudah muak dengan kemaksiatan, sebal dengan kemalasan dan ngambek dengan leha-leha. Kalo Amy dan adik-adik semua sudah siap untuk merubah diri, Aa akan kasih resep-resep merubah diri, tapi kalo nggak mau berubah, Aa tetep juga akan kasih resep ini agar kabita untuk berubah (he he maaf maksa). Nih resep-resepnya Aa ambil dari nasihatnya Dr. Raghib As Sirjani:
1. Tinggalkan Maksiat. Ingat!, maksiat itu tidak hanya berzinah saja, tapi mata dengan melihat yang haram, kaki melangkah ke tempat yang haram, tangan meraba hal yang haram, lidah membicarakan yang haram. Jadi maksudnya tinggalkan perbuatan dosa.
2. Kenali Agamamu. Sebab dengan mengenali agama kita akan lebih bangga dengan agama sendiri dan bisa mengasah akal dan ruh kita.
3. Dekati Mesjid. Disamping menurut Nabi bahwa, pemuda yang hatinya berkait erat dengan mesjid akan dilindungi oleh Allah pada hari tidak ada perlindungan selain dari-Nya, juga dekat dengan mesjid akan menjaukan diri dari kemaksiatan.
4. Jadilah Orang yang Unggul. Unggul dari segala bidang, di rumah, di kelas, di mesjid, di masyarakat, agar kita bisa memberikan manfaat bagi umat Islam.
5. Sambung Silaturahmi. Sebab dengan silaturahmi bisa memperpanjang umur, meluaskan rizki juga merupakan sarana da’wah dan belajar kepada para ulama.
6. Pilih Sahabatmu. Pilih sahabat yang shaleh agar bisa mengingatkan kita disaat kita melenceng, sahabat yg buruk adalah dia yang menganggap benar kesalahan kita.
7. Kenali Keadaan Hidup Saat ini. Karena dengan mengenal kondisi hidup, kita bisa mempersiapkan diri menghadapi tantangan dari musuh-musuh Islam.
8. Olah Raga. Jasad yang kuat akan senantiasa siap untuk diajak berjihad, dan dengan olah raga bisa menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat, dari pada ngeband, ngegang.
9. Ajak Orang Lain. Setelah kita siap, maka kita ajak orang lain agar jumlah orang-orang yang shaleh semakin banyak, dan banyak juga yg membantu memperjuangkan panji-panji Islam.
10. Atur Waktu. Ingat!, jangan sampai kita tergulung waktu yang terus berputar, kita malah berleha-leha terlalu banyak istirahat, karena tidak bisa mengatur waktu. Maka berikan jasad, akal dan ruh hak-haknya, dengan cara mengatur waktu. Kapan kita mesti beribadah, kapan kita mesti menghafal dan baca dan kapan kita mesti berolah raga.
F. Ikhtitam
Nah, segini dulu surat dari Aa mudah-mudahan kita bisa menerapkannya di kehidupan kita. Aapun kali ini sedang merangkak ke arah perbaikan diri, mari kita sama-sama merubah ke arah yg lebih baik, sebab kematian datang tiba-tiba dan kiamat semakin mendekat. Hidup kita hanya untuk mencari bekal di akhirat kelak, maka perbanyaklah mencari bekal. Amy adalah adik laki-laki Aa satu-satunya, hanya Amy yang nanti akan sepenuhnya mengiringi perjuangan da’wah Aa. Kalo adik-adik Aa yang perempuan mereka juga akan membantu da’wah Aa, tapi geraknya akan dibatasi fitrah kewanitaannya. Allah bersama kita.

NB. - Kasih Reza, Deri, Reri, Mulki, Novi, Nisa, Ocha, Seni, Sofwan, Wulan baca surat Aa ini.

Sebuah coretan hati; Ketika Hati Mulai Terketuk

To: Noery Tazkiyatun Nafsy di kamar

A. Prolog:
Gimana, masih dalam suasana apa hati ully kali ini? Aa hanya bisa berdo'a semoga Allah Yang berkuasa membolak-balikan hati manusia, menetapkan hati Ully dalam keta'atan kepada-Nya.
Tidak ada yang seindah dipuja, tidak ada yang secantik warna, tidak ada yang seenak rasa, jika hati kita sedang dalam remang-remang cahaya. Makanya Nabi sangat mewanti-wanti kepada manusia agar menjaga segumpal darah yang ada di bawah rusuk-rusuk kita, sebab dengannya bisa merubah paras cantik menjadi buruk dirasa, atau sebaliknya, merubah paras kurang cantik menjadi indah dirasa. Secantik apapun paras kita, seindah apapun pakaian yang membalut badan kita, segemulai apapun gerak tubuh kita, dan selihai apapun liuk lidah kita, tetapi jika hati kita busuk, lambat laun baunya kan tercium juga.
Masalah yang sedang Ully hadapi kali ini, Aa kira lumrah karena pada fase usia Ully ini memang sedang mencari sesuatu yang perlu diisi dalam hati. Bagian hati Ully kali ini sedang kosong, dan kekosongan itu akan semakin melebar jika terus diimpikan, bahkan kekosongan ini bisa sampai melebar menggulung bagian-bagian yang sudah terisi. Tapi Aa yakin Ully tidak sampai menyentuh dan mengosongkan zona-zona hati yang seharusnya terisi mapan. Zona-zona tempat Allah, Nabi, jihad, keluarga dan umat jangan dikosongkan.
Sebenarnya tulisan ini Aa tujukan tidak hanya kepada Ully tapi kepada Adik-adik dan alo-alo anu baru atau sedang mengenal makna cinta (kalo nggak mau ngaku sendiri Aa sebutin aja deh orang-orangnya yang lagi pada berbunga-bunga, awas jangan sampai yang dipegangnya bunga bangkai he he he. Ayo pada ngantri ku Aa sebutan hiji-hiji: Amy, Reri, Eza, Sofwan, Deri, Mulki, Seni, Wulan, Nisa, Oppy, teh Tanti, udah ah. Awas!!, de Galfin sama de Wanda jangan ikut-ikutan oke. Eh, ngomong-ngomong kumaha dengan mang Yudi dan mang Dadang?), tapi ditulisan ini objek yang paling penting adalah Ully.
Oke, kayaknya Aa terlalu banyak berpuitis udah dulu yah. Kita lanjut ke wilayah yang menurut Aa sangat penting untuk disampaikan, mengingat adik Aa yang cantik ini sedang butuh diusapan.
Ngomong-ngomong soal hati, pasti tidak akan lepas dari rasa yang tidak terinderawi, artinya hati hanya menyentuh aspek-aspek ruhiah tidak menyentuh aspek jasadiah. Dari hati akan muncul rasa takut, kecewa, sedih, marah, cita, senang, haru, kaget dan cinta. Ngomong-ngomong soal rasa yang Aa sebutin terakhir ini kayaknya paling seru digemari usia 15 tahun sampai 20-an, kenapa, karena rasa ini baru memiliki tempat pada usia saat-saat ini.
B. Ketika cinta dimaknai:
Banyak sekali orang-orang memaknai kata cinta, semua berbeda tergantung perasaan yang sedang dia rasakan. Sebab cinta ini sangat subjektiv (tidak masuk akal), sampai-sampai bisa membuat gila orang yang biasanya rasionalistis dan yang objektiv (mendahulukan akal). Berlepas dari apa yang ada dibalik para pemerhati cinta, yang pasti cinta terus menjalar kesemua strata (tingkat) manusia. Cinta itu bukan birahi atau hawa nafsu, karena hawa nafsu merupakan kedunguan, kegilaan dan gangguan mental. Cinta itu adalah simbol kehormatan, kesucian dan kebenaran. Ahmad A. Salal dalam bukunya "Daya Tarik Laki-laki di Mata Wanita" mendefinisikan cinta dengan mengutip dari kamus Webster "Cinta adalah simpati emosional yang terlahir dari akal dan dibangkitkan oleh keindahan dan respek terhadap bentuk apapun" artinya, cinta muncul dari objek yang bisa membangkitkan emosi yang lahir dari akal sehat. Lebih ringkas lagi Abu Usamah Muhyiuddin mendefinisikannya dengan "Condongnya hati kepada objek yang dicintai", beliau lebih mengerucutkan lagi bahwa cinta itu lahir dari hati bukan dari mata, karena hati yang memerintahkan mata.
Sudah, Aa nggak mau mempermasalahkan lagi soal definisi, tapi mau beranjak menuju realiti. Sebelumnya, dalam secarik surat ini Aa hanya akan mengkhususkan objek cinta sebatas pada lawan jenis pra-nikah (sebelum nikah). Dari pembahasan yang Aa usung ini sering muncul pertanyaan, "Emangnya ada cinta pra-nikah dalam Islam?". Dari pertanyaan ini Aa mesti jelaskan dulu antara perbedaan cinta dengan pacaran, ringkasnya cinta itu adalah anugerah yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya, cinta itu suci dan yang mengotorinya adalah pacaran, cinta itu lebih luas cakupannya dari pada pacaran, lebih tegas lagi Aa jelaskan bahwa pacaran itu bagian dari Zinah. Layaknya sebejana susu akan rusak dengan setetes racun. Sekali lagi, yang akan Aa bahas ini adalah cinta bukannya pacaran, perbedaannya akan Aa lanjutkan dipembahasan "Adab Mencintai".
C. Agar Cinta diridlai:
Oh ya hampir lupa, Aa belum menjawab pertanyaan yang tadi "Emangnya ada cinta pra-nikah dalam Islam?", Aa jawab dengan suara lantang "Adaaaaa". Kenapa?, dosen Aa yang bernama Prof. Dr. Abduttawaab Hilmi Muhammad berkata dalam "Fiqhul Usrah fil Islaam/Fiqih Rumah Tangga dalam Islam"; "Rasa Mawaddah dan Rahmah dalam rumah tangga akan ada jika sebelum menikah didahului rasa cinta". Lebih jauh lagi pada jaman Nabi Muhammad Saw ini telah terjadi, pada waktu itu ada seorang laki-laki mendatangi Rasulullah seraya berkata "Sesungguhnya kami mempunyai seorang putri yatim yang telah dilamar oleh dua orang laki-laki. Satu kaya dan yang satu lagi miskin. Sedangkan dia mencintai (laki-laki) miskin, namun kami menyukai yang kaya". Lalu Rasulullah bersabda: "Tidak ada pendapat lagi bagi dua orang yang saling mencintai kecuali nikah" (HR. Ibn Majah, dishahihkan oleh imam Muslim).
Dari hadits ini Aa dapat mengambil dua kesimpulan;
1. Cinta sebelum menikah itu ada dalam Islam, dengan alasan Nabi lebih menganjurkan kepada sang ayah tadi agar menikahkan puterinya dengan pemuda yang dicintai anaknya itu.
2. Islam membolehkan cinta sebelum menikah, jika masa (waktu) menuju pernikahan sangat dekat. Karena melihat dari perbincangan sang ayah tadi mengenai pilihan calon suami puterinya, artinya waktu antara cinta dengan pernikahan puterinya ini sangat dekat.
Jadi sekali lagi, cinta sebelum menikah itu ada tapi dengan catatan jika waktu dan target menuju pernikahan sangat dekat. Jangan sampai kita coba-coba mencintai lawan jenis jika waktu nikah belum dipuguhkan, meskipun itu hanya baru "cinta bertepuk sebelah tangan", akhirnya kita malah jadi banyak melamun. Padahal masih banyak hal-hal yang lebih penting harus kita pikirkan, misalkan; belajar, ibadah, bantu ortu, da'wah, ngajak adik atau saudara anu susah shalat, mamatahan adik anu belum bisa baca al Qur'an dan tugas-tugas lainnya anu lebih penting dari pada ngan sauukur ngalamun ngajol bintang dilangit.
Jadi, kalo adik-adik sudah mempunyai target sebulan lagi akan menikah, Aa sarankan agar mencari calon yang dicintai. Tapi kalau adik-adik masih pengen belajar di sekolah, masih mau minta uang jajan ka papah dan mamah, masih otot lehoan belum bisa nyusut leho sorangan (he he), atuh jangan coba-coba cari calon suami/istri. Emangnya Amy, Eza, Reri, Deri, Mulki, udah siap kerja kayak papah?, atau Seni, Nisa, Oppy, udah bisa nyuci baju, masak ngajar anak kayak mamah?. Kalo adik-adik jawabannya "belum", Aa sarankan agar mulai belajar dari awal, (belajar nyusut leho ku sorangan..J), ibadah yang rajin, bantu ortu, ajak saudara ngaji.... tuh kan masih banyak PR ti sakola, kerjakeun heula atuh. Stop!
Nah, pembahasan untuk adik-adik (selain Ully dan teh Tanty) udah selesai sampai tulisan ini, tapi kalau masih mau bacapun nggak masalah, itung-itung nambah ilmu.
D. Adab Mencintai:
Yu ah, kita berlanjut ke tahap yang lebih jauh lagi dari pada sekedar definisi. Gimana sih cara mencintai lawan jenis?, tapi ingat! Aa tegaskan kembali cinta di sini dibolehkan jika masa menuju pelaminan sangat dekat (1 bulan lagi misalkan), tapi kalo masih jauuuuhhh cukup cintai saja Allah, Rasul, Jihad, orang tua, kakak, adik, ibadah, belajar dan da'wah, oke? (harus jawab "oke" kalo enggak kepala benjol ).
Yup, di pembahasan ini Aa akan bagi ke dalam dua PeDeKaTe (pendekatan), satu jalur Hati, dua jalur fisik:
Posisi si "dia" di hati kamu:
Kata orang-orang "dari mata turun ke hati" terus dari hati turun ke perut (hus! etamah orang lapar), bukan, cinta itu bukan mulai dari mata, tapi mulai dari hati. Nggak percaya?, lihat aja sama orang yang ditakdirkan oleh Allah tidak bisa melihat, mereka mencintai istrinya tidak mulai dengan matanya, tapi dengan getaran-getaran hati. Jadi, dimana sih posisi si "dia" di hati kita?, pernah baca enggak firman Allah yang berbunyi "Katakanlah:'Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya'. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik". (QS. At Taubah:24).
Dari ayat ini kita bisa melihat prioritas posisi objek cinta di hati kita, Aa akan urut dari awal posisi hati ketika mencintai: pertama kita mesti mencintai Allah, Rasul, Jihad, Ortu, ...., saudara, keluarga.. Coba, apakah dalam ayat ini Allah menempatkan cinta bagi calon suami/istri kita (atau bahasa kasarnya "pacar")?. Artinya, posisi calon pasangan di hati kita mesti ditempatkan setelah hal-hal yang lebih kita dahulukan yaitu setelah mencintai Allah, Rasul, jihad, Ortu, Saudara, Keluarga, setelah itu terserah adik-adik mau menempatkan si "dia" setelah atau sebelum harta atau niaga. Coba, raba lagi dalam hati apakah si "dia" posisinya di hati kita melebihi kecintaan kita kepada Allah, Rasul, Jihad dan Ortu?, jika "Iya" kembali beristighfar karena Allah telah memperingatkan orang-orang yang seperti ini: "Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada Hari Kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal)". (QS. Al Baqarah:165)
Apakah kita mau termasuk golongan orang yang dzalim sehingga Allah akan menyiksa kita, ataukah memilih menjadi golongan yang beriman yang sangat mencintai Allah sehingga Allah akan memasukkan kita dalam surga-Nya?. Atau kembali lihat di surat At Taubah ayat 24, jika saja ada sesuatu yang mendahului posisi Allah, Rasul dan jihad di hati kita, maka kita akan termasuk orang-orang yang fasik.
Udah, kalo nggak mau rugi nanti di akhirat, maka kita dahulukan cinta kita kepada Allah, Rasul dan jihad daripada hal apapun. Tapi apakah Ully udah tau kalo si "dia" udah ditempatkan sesuai dengan ayat tadi?. Aa coba bantu Ully menjawab pertanyaan ini dengan poin-poin yang mesti kita lakukan, agar posisi tadi tidak sampai menjajah posisi Allah, Rasul dan jihad. Oke, baca terus sampai tamat.
Menjaga Jasad setelah menjaga hati
Di poin ini Aa akan menolong Ully dalam menjawab pertanyaan tadi, yaitu dengan melihat posisi jasad ketika berinteraksi dengan si "dia". Di awal, kita mesti mendahulukan perintah Allah dan Rasul dari pada hal-hal lain, karena kalo nggak demikian berarti sudah ada objek lain yang mendahului Allah dan Rasul di Hati kita. Lalu jika sampai si "dia" menghalangi gerak da'wah kita, berarti ada objek lain yang mendahului cinta kita kepada Jihad (baik jihad dengan perang atau da'wah). Selanjutnya, lebih rinci lagi Aa akan mengulas masalah Ikhtilath, dan jika kita melakukan Ikhtilath maka kita sudah mengerjakan apa yang Allah dan Rasul haramkan. Ikhtilath artinya; gerak jasad dengan orang yang bukan mahramnya (bukan Mahram: orang asing yang berlainan jenis atau si "dia"). Adapun ciri-ciri orang yang Ikhtilath itu adalah:
a. Jika pas lagi ngobrol kita terbuka aurat, adapun aurat wanita adalah seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan, dan aurat laki-laki dari pusar sampai lutut. Sebab Allah dan Rasu-Nya melarang kita buka aurat di hadapan orang yang bukan mahram: "Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata:"Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)". (QS. Al A'raf:20)
b. Kita tidak menundukkan pandangan dari orang yang bukan mahram (atau si "dia"). Sebab Allah memerintahkan kita agar menundukkan pandangan, dalam firman-Nya surat An-Nur ayat 30&31: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka,...."
c. Kita bersentuhan dengan orang yang bukan mahram (atau si "dia"). Sebab ini sudah termasuk perbuatan yang mendekati zina, padahal Allah telah melarangnya: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk" (Al Isra:32). Nabipun telah memberikan gambaran beratnya dosa orang yang bersentuhan dengan sengaja dengan orang yang bukan mahram, dalam sabdanya: "Lebih baik kepala ditusuk jarum besi, dari pada menyentuh wanita yang tidak dihalalkan" (HR. Bukhari). Dalam sabdanya yang lain Nabi menegaskan bahwa: "Saya tidak bersalaman dengan wanita" (HR. Malik).
d. Jika pas ngobrol kita ngobrolin sesuatu yang tidak sopan, Allah telah mewanti-wanti kepada muslimah dengan firman-Nya: "Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik" (Al Ahzab:32). Maksudnya, jangan berbicara dengan sikap yang menimbulkan keberanian orang bertindak yang tidak baik, sebab dalam hati mereka ada penyakit yang mempunyai niat berbuat serong dengan wanita, seperti melakukan zina.
e. Kita mojok berduaan dengan orang yang bukan mahram (atau si "dia"), sebab agama melarang perbuatan ini dalam sabda Nabi; "Laki-laki dan perempuan tidak boleh mojok, kecuali diantara keduanya ada orang yang mahram" (HR. Bukhari). Artinya, kita tidak boleh mojok berduaan dengan orang yang haram didekati, kecuali jika ada adik atau kakak misalkan. Sebab jika kita sedang berduaan dengan orang yang bukan mahram, maka yang ketiganya adalah syaitan yang akan membisikan pikiran jahat (lihat Qs. Al A'raf:20).
Fuiiiih, cape juga yah. Tapi demi adik Aa yang cantik ini, Aa akan terus lanjutkan agar pikiran Ully tidak menggantung, disamping pembahasannya juga belum selesai (jangan cape bacanya yah?, kalo cape simpan dulu, tapi jangan dibuang, lalu baca lagi).
Terus sampai mana pembicaraan kita tadi? (de Cicka ikut ngomong: "Sampai ciri-ciri ikhtilath A"). Hus, de cicka jangan baca ini, nanti aja kalo udah gede, tapi makasih yah udah ngingetin, ayo sana baca Iqra ke-enamnya lagi. Yup, jadi kalo kita udah melakukan ciri-ciri ikhtilath tadi, maka kita sudah menempatkan si "dia" melampaui tempat cinta kita kepada Allah, Rasul dan Jihad di hati. Sebab kita sudah mengerjakan apa-apa yang Allah dan Rasul larang, dan lebih mendahulukan perintah syaitan dan si "dia".
Udah ah, kayaknya untuk soal Adab Mencintai sampai di sini. Intinya, tempatkan dahulu objek cinta di hati kita sesuai dengan surat At Taubah:24 lalu, hindari Ikhtilath. Agar cinta kita suci sesuci embun pagi.
E. Di Saat Harus Memilih:
Setelah Aa paparkan tentang cinta, kapan cinta itu mesti ada dan posisinya di hati kita, Aa mau ngelanjutin ke tahap proses memilih calon yang baik dan benar. Baik, sesuai dengan keinginan lahiriah kita. Benar, sesuai dengan syari'at Islam. Aa akan beri cerita analogi dulu:
Ceritanya gini, di suatu negri antah berantah ada seorang raja yang baik hati mengadakan lomba bagi rakyatnya. Lomba ini dia namakan dengan "Lomba memilih kue". Setelah penduduk kerajaan banyak yang mendaftar raja lalu memilih tiga pendaftar pertama, lalu raja memulai perlombaannya di sebuah lapangan luas, di sana diletakkan sebuah meja yang panjangnya empat meter, di atas meja dijajarkan kue dengan berderetan dari awal meja sampai akhir. Jumlah kue seluruhnya ada 40 potong.
Ketiga peserta ditutup matanya sebelum melihat meja itu, sang raja menyebutkan peraturan permainannya. Semua peserta mesti berjalan sepanjang meja ini, sambil memilih satu dari 40 potong kue yang dia anggap paling enak dipandang. Dengan syarat, peserta yang berjalan sepanjang meja tersebut tidak boleh kembali mundur dan hanya diberi waktu 5 menit untuk menyelesaikan perlombaannya, serta peserta boleh menukar kue yang telah diambilnya tanpa mundur kembali. "Dor,dor,dor" suara pistol terdengar tanda perlombaan dimulai:
1. Oke, peserta pertama mulai dibuka penutup matanya ia melihat meja panjang lalu mulai melangkah dan mengambil kue pertama. Ia terus berjalan sambil melirik-lirik kue yang ia temui, ketika dipertengahan meja ia meletakkan kue ke-1 nya dan mengambil kue ke-2. kemudian ia mulai berjalan, tapi ketika di ujung meja dia melihat kue yang lebih enak daripada kue ke-2nya itu. Lantas ia meletakkan kue ke-2 itu di samping kue ke-3 yang ia inginkan, ia bingung berpikir panjang sibuk memilih akhirnya waktu sudah habis, ia akhirnya tidak mendapatkan satupun kue yang bisa ia makan.
2. Sebelum peserta ke-2 mulai, kue di acak letaknya agar berbeda dengan peserta ke-1. Peserta ke-dua mulai dibuka matanya. Ia berjalan dengan langkah pasti karena ia sudah punya gambaran kue yang enak menurut idealismenya. Satu per satu kue ia lihat dan dia lewati, di pertengahan ada satu kue yang menarik hati dia, tapi dia tidak mengambilnya ia ragu. Akhirnya ia melanjutkan langkahnya, mengurungkan niat untuk mengambil kue tadi. Satu per satu ia lihat kue yang ia temui, tidak ada yang membuat hatinya tergiur. Di akhir meja tinggal satu kue yang lebih tidak sesuai dengan idealismenya, karena peraturan tidak boleh mundur maka ia terpakasa mengambil kue terakhir, dan memakannya dengan hati yang dongkol.
3. Kue di acak kembali sebelum peserta ke-3 mulai. Peserta ke-3 mulai di buka matanya, ia berjalan melihat kue satu lalu ia lewati, kue ke-2 ia perhatikan dan lewati, kue ke-3 ia perhatikan dan lewati. Dari ketiga kue ini ia sudah bisa membandingkan mana yang lebih enak dari ketiga kue tersebut, ia mulai melangkahkan kaki melewati dan melihat kue ke-4,5,6,7,8....21 ia berhenti di kue yang ke-22, hatinya tertarik, lalu ia mulai mengambilnya. Kemudian ia melangkahkan kaki sambil memegang kue ke-22itu, sampai ke ujung meja tanpa melihat kue-kue yang ia lewati. Akhirnya ia memakan kuenya dengan perasaan puas.
Sang raja bingung menentukan siapa pemenangnya, sebab Aa-pun bingung memilihnya, tapi si raja melihat raut wajah para peserta setelah sampai di akhir meja tadi, ia memilih peserta ke-3 karena melihat raut wajahnya yang puas sambil memakan kue hasil pilihannya.
Jadi gituuuuuu, simpulin deh sama Ully sendiri. Tapi Aa kasih gambaran dikit jika diterapkan pada paradigma cara memilih calon pasangan, kalo peserta ke-1 tadi Aa lihat dia terlalu sembrono memilih, terlihat ketidakpuasannya dengan ganti-ganti kue (pasangan). Karena terlalu lama memilih dia akhirnya tidak bisa memiliki pasangan hidup, ia keburu meninggal. Dan peserta ke-2, Aa lihat dia terlalu idealis, sehingga penilaiannya terhadap kue melebihi kue-kue yang ada di meja tadi, artinya ia terlalu bercita-cita dan beridealisme tinggi dalam mencari pasangan, ia cape mencari idealismenya tapi tak bisa dia temukan, akhirnya dia memilih pasangan yang jauh dari idealismenya karena tuntutan umur yang sudah mulai menua.
Sedangkan peserta ke-3, dia sudah memiliki standar mana yang baik dan benar, dia tidak beridealisme tinggi, namun ia mempelajari dulu satu per satu lalu setelah ia bandingkan dia mulai memilih satu pasangan yang dianggapnya lebih baik dari calon-calon yang ia lihat di awal, tanpa melihat calon-calon lain setelahnya.
Memilih calon itu memang sulit, tapi bukan berarti tidak mungkin untuk kita lakukan. Yang sulit itu hanya bagaimana agar pasangan yang kita capai dapat memuasakan lahir dan batin, dunia dan akhirat. Kalo kita terlalu sibuk memilih dan memilah, sedangkan waktu terus berjalan dan umur semakin menua serta kubur semakin mendekat, cita-cita kita malah akan tenggelam bersama kematian kita.
Baik, kita mulai memilih calon pasangan yang baik dan benar. Tapi ingat! Memilih ini hanya bagi orang yang sudah memiliki target dekat sekali kepada pelaminan, kalo masih lama jangan sibuk-sibuk memilih apalagi sibuk-sibuk ikhtilath dan pacaran, sibukin aja dengan hal-hal yang positif menurut agama. Nah kalo Ully udah punya target dekat-dekat ini, Aa kasih bocoran gimana cara memilih pasangan, semua poin-poin yang akan Aa sebutkan ini memang relatif dalam pandangan manusia, tapi setidaknya ully mesti memiliki standar dari poin-poin ini, dan standar ini mesti tidak bertentangan dengan syari'at. Poin-poin yang Aa maksud adalah sebagaimana sabdanya Rasul "Dinikahi wanita karena empat perkara; karena hartanya, parasnya, nasabnya dan agamanya. Pilihlah yang memiliki agamanya....", hadits ini berlaku juga bagi perempuan yang hendak memilih calon suaminya:
a. Standar Agamanya; artinya hadits di atas lebih mendahulukan agama. Memang, kita tidak bisa secara pasti melihat derajat ketaqwaannya, tapi bukan berarti tidak mungkin kita melihat sesuai dengan standar yang telah kita inginkan pada agamanya. Standar ini bisa kita lihat dari kualitas Ibadahnya; misalkan aqidahnya bagaimana, shalatnya, puasanya, zakatnya, ibadah-ibadah sunatnya. Lalu kita lihat Kualitas akhlaqnya: apakah dia pencuri, tukang bohong, tukang ngeband atau penyanyi nasyid, sopan atau "slonong boy", perokok?. kualitas ilmu agamanya; dia bisa baca qur'an enggak atau dia malah pandai main musik dan nyanyi?, sudah sampai mana dia mengenal agamanya, apa persepsi dia tentang asumsi yang dituduhkan amerika kepada muslimin sebagai teroris? (ini misal saja). Kualitas ilmu pengetahuannya; apakah dia seorang orator, atau penulis, tidak "gaptek" (gagap tekhnologi) atau bahkan "butek" (buta tekhnologi), strata pendidikannya sampai apa; s1,s2 atau s3 dll. Jika kita sudah tahu nilai standar keagamaannya, dan itu sesuai dengan standar yang kita inginkan, ambil aja atuh sebab Nabi pernah bersabda "barangsiapa yang menikahi perempuan karena harta dan parasnya, Allah akan mengharamkan baginya kecantikan dan harta perempuan itu. Dan barangsiapa yang menikah karena agamanya, maka Allah akan memberinya rizqi harta dan kecantikan perempuan itu" artinya, jika memilih agama maka harta dan kecantikan akan ngikut, tapi tidak sebaliknya.
b. Standar Parasnya; hadits yang pertama tadi bukan berarti mengkhususkan hanya memilih agamanya saja, tapi maksudnya agama mesti menjadi pilihan awal. Selanjutnya kita memilih calon yang shaleh dan cantik/ganteng, ini sah-sah saja dan fitrah manusia. Nah, Ully mesti memiliki standar paras calon yang diinginkan, tapi inimah relatif oge tergantung gerentes hate. Tapi menurut Aa soal ieu mah sama saja mana yang cantik atau tidak, karena disamping mereka juga akan menua dan mati, juga karena orang yang cantik bisa buruk rupa jika hatinya busuk, begitupun sebaliknya orang yang kurang cantik menjadi cantik karena hatinya cantik (ia setia, berakhlaq mulia, pokoknamah pikaresepeun). Makanya nabi bersabda "sebaik-baik istri-sitri kalian adalah jika kita melihatnya, akan membahagiakan hati kita...." yang membahagiakan itu tidak selamanya pasangan yang cantik/ganteng, sebab rupa akan terus menua. Tapi usahakan we cari anu shaleh dan cantik/ganteng.
c. Standar Ekonominya; Nabi menyebutkan hadits tadi kepada laki-laki agar mencari wanita yang mapan hartanya, apalagi kepada wanita, sebab mesti suamilah yang menafkahi istri. Jadi Ully mesti memiliki standar penilaian kepada ekonomi calon suami, apakah dia sudah bekerja atau masih mencari kerja, atau sudah menyusun cara mencari nafkah, atau mau memilih yang lebih parah yaitu lelaki yang masih kekanak-kanakkan, main-main, ngegang, dan masih minta uang jajan sama ortu?. Tinggal Ully menentukan standar ini, jadi yang ketiga cari calon yang Shaleh, Ganteng dan hampir/sudah mapan ekonominya.
d. Standar Nasab/keturunannya; sebab agar jangan sampai nasab calon pasangan mengganggu ketentraman berumah tangga kita. Kalo dia seorang anak dari pencuri, akan mengganggu ketenangan harta kita, makanya jangan cari calon yang keluarganya tidak berakhlaq. Minimalnya kita mesti melihat kedua orang tuanya, karena kita akan sering berinteraksi dengan mertua kita. Ingat kata papatah sunda "Uyah mah moal tees ka luhur" atau adagium Indonesia "Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya", setidaknya ada sedikit perilaku ortunya yang jahat telah merembes ke kepribadiannya. Kecuali jika buah itu jatuh ke sungai lalu terbawa air sampai ke daerah yang lebih indah.
Gitu, Ully mesti memiliki standar sesuai dengan keinginan ully, tapi keinginan Ully tidak boleh bertentangan dengan syari'at Islam. Semua poin kriteria ini Aa kira Ully tidak akan bisa optimal mengenal semuanya dalam diri laki-laki, karena Ully akan terbentur dengan hukum-hukum ikhtilath ketika hendak mengenal seorang laki-laki (Aa yakin Ully tidak akan melakukan ciri-ciri ikhtilath yang Aa sebutkan di atas). Makanya Nabi pernah bersabda dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda “Jangan menikahkan seorang perempuan janda sebelum diminta persetujuan serta mengadakan musyawarah dan jangan menikahkan seorang gadis sebelum diminta persetujuannya.” beliau ditanya “Wahai Rasulullah, bagaimana cara dia mengizinkannya?” beliau menjawab “Dengan diamnya”. Artinya, wanita yang masih perawan meminta kepada wali (bapak/paman/kakak-adik laki-laki) untuk melihat dan menilai calon suami yang telah dipilihnya. Kenapa?, karena wali lebih mengetahui kepribadian seorang laki-laki dan lebih mudah menilainya karena tidak terhalang dengan Ikhtilath. Atau wali meminta pendapat kepada anaknya tentang lelaki yang dipilihkan untuknya, dan dia berhak untuk menolaknya, dengan mengambil dalil di awal (pada pembahasan "Agar cinta diridlai") tentang seorang anak perempuan yang menolak keinginan wali dan lebih memilih laki-laki yang miskin.
F. Epilog:
Udah ah, kayaknya segini dulu kepala Aa udah mulai kunang-kunang udah jam 01:00 malam. Ullypun udah cape kan bacanya. Semoga ully berhasil jika target menikah ully udah dekat, tapi Aa do'akan semoga Ully diberikan kekuatan oleh Allah jika targetnya masih lama. Kalo udah mulai dekat, nanti Aa akan nulis lagi soal "khitbah".

Ketika Hidup Menuntut Berpikir Netral

To: Adik-adikku

alhamdulillah Aa aya dina kaayaan sehat wal afiat, meskipun sebagaimana manusia biasa pasti tidak akan lepas dari segala cobaan, dosa dan kemaksiatan. manusia bukanlah malaikat yang hanya bisa berbuat ta'at meskipun dalam berbagai keadaan. walaupun dia (malaikat) dalam diskotik ia tetap shaleh, dalam pintu neraka dia tetap sholeh apalagi di mesjid, dia tetap baik, ia statis dalam kebaikan dan kesucian. manusiapun bukanlah setan yang memiliki kepribadian hina dalam setiap keadaan, walaupun dia (setan) di mesjid, di pengajian dan di pesantren dia tetap dalam kehinaan dan akan berbuat kemaksiatan. dia makhluk statis dalam kehinaan.
tapi, manusia adalah makhluk yang fleksibel bisa berbuat shaleh dan memungkin juga untuk terjerumus dalam kemaksiatan. manusia adalah makhluk yang telah diilhami Allah oleh dua kemungkinan, kemungkinan untuk berbuat taqwa dan kemungkinan untuk berbuat dosa. meskipun dia bukan malaikat, tapi dia bisa lebih tinggi derajatnya dari pada malaikat. kita tahu Nabi Adam As adalah manusia yang Allah tinggikan kedudukannya, sehingga semua makhluq diperintahkan oleh Allah untuk bersujud kepadanya. ini terjadi karena manusia sedang menumbuhkan ketaqwaannya. tapi, manusiapun bisa lebih rendah derajatnya dari pada binatang ternak dan setan jika dia menumbuhkan dan hidup dalam kemaksiatan.
artinya, kedua kemungkinan ini adalah dua ilham yang Allah berikan kepada manusia agar manusia bisa memilihnya. sebab itu, kedua kemungkinan ini bisa saling tarik menarik dalam perjuangan hidup manusia. dosa yang dilakukan manusia menjadi kewajaran jika dosa itu dibarengi tobat, sebagaimana Rasul bersabda "Setiap anak-cucu Adam pembuat dosa, dan sebaik-baik pembuat dosa adalah mereka yang sering bertobat" (HR. Muslim). hadits ini bukan berarti membolehkan manusia untuk berbuat dosa, tetapi hadits ini menunjukkan bahwa manusia tidak akan lepas dari berbuat dosa, termasuk para Nabi. namun bedanya, kalau Nabi ketika berbuat kesalahan akan langsung ditegur oleh Allah dan dia pasti langsung bertaubat, inilah yang dimaksud dengan ma'shum.
intinya, dari kesemuanya ini mengharuskan manusia agar memandang sesamanya dengan pandangan yang positif, tapi tidak berarti mesti mensucikannya dan memandangnya serba lebih. Juga jangan terlalu berharap kepada manusia, karena manusia memiliki kekurangan. Serta kita jangan terlalu merendahkan manusia, karena manusia adalah makhluk yang diberikan akal agar mereka bisa terhormat.

eh naha jadi ngacapruk kieu J
adik-adikku:
bahtera hidup tidak akan luput dari ombak dan badai. Maka pandai-pandailah untuk mengharunginya. Tapi Aa yakin pada perputaran waktu adik-adikku akan merasa futur, boring alias BeTe. Maka cari orang-orang shaleh yang bisa diminta nasihatnya.
Juga, jangan terlalu memandang hidup mesti serba sempurna, karena hidup itupun sudah tidak sempurna. Boleh, jika cita-cita adik-adikku setinggi langit ataupun bintang, tapi kaki mesti tetap menapak ke bumi. Bersikap realistis dalam menjalaninya merupakan kebutuhan yang mesti dipenuhi, agar ketika cita-cita itu tidak dapat diraih maka adik-adikku tidak akan lantas frustrasi. Apalagi dibarengi dengan keimanan yang kuat, iman bahwa hanya Allah yang memberi rizki, menyetujui, dan berkehendak. Meskipun Aa akui bahwa manusia sering kali memandang kita dari hasil sebuah perjuangan, bukannya seperti Allah yang hanya melihat usaha dan perjuangan dari pada hasil.
Muncul satu pertanyaan, apakah kita mesti tidak memperdulikan pandangan manusia dan lebih mementingkan pandangan Allah terhadap kita? Ataupun sebaliknya. Aa lebih memilih tidak mau menjawab pertanyaan seperti ini, tapi hanya ingin menganjurkan agar jalani saja hidup selayaknya dan hanya ingin mendapat ridla Allah Swt. Karena perjuangan yang hanya berlandaskan ikhlas karena Allah, pasti kita akan terus menjadi pemenang. Kenapa?, karena semua tujuan selain tujuan lillaahi ta'ala, akan menghasilkan kekalahan.
Tujuan hidup karena materi, pasti akan kalah karena materi itu akan musnah. Tujuan hidup karena ingin dipuji manusia, juga akan kalah karena manusia akan mati. Tapi tujuan hidup hanya karena Allah, kita akan selalu menjadi pemenang, karena Allah tidak akan mati rahmatnya, tidak akan berhenti hidayahnya, tidak akan tamat ampunannya. Maka, sungguh hina jika menjadikan Allah sebagai "tuhan"nya yang kedua. Karena dengan sikap menduakan ini akan berimplikasi pada buruknya pandangan kita terhadap orang lain.
karena kita sering ingin dipuji dan dilihat sukses oleh orang lain, maka pandangan kita terhadap orang lainpun akan sering menganggap bahwa orang lain semestinya sukses pula. Seperti guru yang memaksakan pandangannya terhadap semua murid, bahwa mereka mesti seperti gurunya yang sukses. Padahal guru semestinya tahu bahwa murid-muridnya memiliki kekurangan, sehingga guru bisa memperbaiki kekurangannya, bukan hanya menaruh harapan-harapan yang melangit.
Intinya, jangan terlalu berharap pada diri dan pada orang lain, karena ketika harapan itu tidak terlaksana akan membuat sakit hati.
Aa dulu sering kali terbebani oleh permasalahan diri, keluarga dan ummat. Sehingga Aa sering merasa kerdil dan dada terasa terhimpit ketika melihat diri Aa sendiri yang masih belum dewasa, belum shaleh, belum banyak ilmu, belum kaya, dan belum-belum lainnya. Tapi kembali Aa berfikir bahwa Aa ini bukanlah tuhan yang Maha kuasa, dan Aa yakin bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melebihi kemampuan manusia. Maka Aa mulai tenang dengan menjalani hidup selayaknya, tapi bukan berarti tidak memiliki target-target hidup yang telah dipikirkan.
Permasalahan-permasalahan yang sering menghantui Aa itu sekarang mulai ringan, karena Aa tidak mau membebani pundak Aa ini dengan bola dunia yang begitu besarnya. Aa simpan itu bola dunia sesuai dengan tempatnya, dan Aa sadar bahwa Aa hidup di dunia ini bukan sendirian sehingga mesti menyelesaikan hidup sendirian. Aa masih punya Papah-Mamah-Ully-Amy-Ocha-Cicka, punya teman-teman, dan pastinya punya Tuhan yang akan terus mengalirkan rizki, rahmat dan rahim-Nya.
Pernah denger enggak tentang cerita si ember bocor. Ceritanya si ember bocor ini menyesali dirinya yang bocor tidak seperti temen-temennya yang lain yang sempurna dan tidak bocor. Ia mengutuk-ngutuk dirinya dan meratapi kekurangan dirinya "kenapa petani itu membocori diriku, nggak seperti ember-ember lainnya?".. Lalu, pada suatu hari ada seorang petani kembang yang menghampirinya, entah apa yang ada dipikiran si ember ketika dirinya dibawa ke tempat penampungan air dan dikumpulkan dengan ember-ember yang bagus. Hatinya-terus-terusan bertanya "ada apa?', hatinya malah makin kerdil ketika dikumpulkan dengan ember-ember yang tidak bocor, dia iri. Lalu petani itu memilihnya dari ember lainnya dan mengangkatnya serta mengisinya dengan air. Tapi anehnya petani itu menutupi di tempat yang bocor dengan tangannya. Setelah air itu memenuhi si ember bocor, lantas petani membawanya ke kebun mawar, dan melepaskan tangannya dari tempat bocor, lalu terpancar air dari lubang ember bocor itu, sehingga bisa membasahi mawar-mawar yang indah. Setelah kejadian itu, si ember bocor menjadi ember yang paling bersyukur karena sadar bahwa dirinyapun berguna. ember itu memiliki kemanfaatan yang tidak dia ketahui sendiri.
Jadi gitu,…. Segala kekurangan yang Allah berikan kepada kita bukannya untuk menghinakan kita. Tapi dibalik itu ada keagungan penciptaan yang terpendam, kekurangan kita bisa diisi dengan kelebihan orang lain, tapi kitapun memiliki kelebihan, maka kelebihan itu bisa mengisi kekurangan orang lain. Jangan minder, jangan malu jika pada suatu waktu kekurangan kita dilihat orang lain, disamping karena orang lainpun memiliki kekurangan juga, dan juga karena kita belum berusaha menutupi kekurangan kita dengan kelebihan yang dimiliki kita sendiri.

Dulu, ketika Aa menjalani masa remaja, apalagi ketika kelas tiga tsanawiyah. Muncul berbagai kepribadian yang acak, tidak beraturan, badai kemaksiatan telah siap-siap menghantam keimanan. Ami mungkin sekarang sedang merasakannya. Jika saja dulu Aa tidak memiliki papah dan mamah yang soleh dan solehah, dan jika dulu Aa tidak di pesantren, entah apa yang akan terjadi. Terimakasih pah-mah karena diwaktu itu papah dan mamah telah menemani Aa dengan taman keimanan di rumah. Kayaknya, pada waktu remaja Aa merasa dosa begitu banyak dilakukan, sebab pada masa ini adalah masa ingin semua dicoba tanpa memperhatikan aturan agama, sosial dan sekolah.
Baru, ketika Aa mulai kelas 1 mu'alimin Aa mengenal harakah da'wah (pergerakan da'wah), Aa ikutan liqa. Sehingga kemungkinan berjalan dalam keimanan sangat banyak, karena di rumah Aa punya papah dan mamah, dipesantren diajarkan tentang keislaman (meskipun hanya sebatas pengajaran bukan pendidikan), juga di luar rumah dan sekolah Aa ikutan liqa yang mengajar dan mendidik Aa akan arti sebuah keimanan.
Maka, Aa ajak ully dan amy agar masuk liqa, supaya bisa mengisi waktu senggang yang selalu melenakan. Ingat, waktu senggang itu layaknya virus yang bisa menghancurkan semua program di computer. Ia sedikit/kecil, tapi dahsyat. Memang, liqa bukanlah satu-satunya, tapi ini yang telah Aa rasakan sehingga bisa menemani kegamangan Aa. Liqa layaknya pom bensin yang sangat dibutuhkan mobil yang sedang kehabisan bensin, sehingga perjalanan mobil bisa kembali segar dan lancar. Tapi, dengan liqa ini bukan malahan membuat diri tertutup dari lingkungan. Merasa diri menjadi paling shaleh dan paling benar. Tapi menjadi terbuka dari nasihat dan terbuka untuk menasihati orang lain. Menda'wahi orang lain setelah menda'wahi diri.
Jika ngomong-ngomong tentang da'wah, pasti tidak akan lengkap jika diri dan keluarga diperbaiki dulu. Karena akan layaknya orang yang menyuruh orang lain agar membersihkan upil di hidung, padahal dia sendiri keluar lehonya … he ..he, kan lucu. Anu kieu disebut juga dengan ulama su' (ulama jelek). Syaikh Ibn Qayyim pernah berkata "Ulama Su' (jelek) itu adalah mereka yang duduk di depan pintu Surga, mereka menyeru manusia dengan ucapannya. Namun, mereka menyeru manusia menuju neraka dengan perbuatannya". Banyak orang berkata, termasuk Yusril Ihza Mahendra ketika dia ditanya tentang istrinya yang tidak memakai jilbab, ia menjawab "Nabi Muhammadpun pamannya (Abu Thalib) tidak masuk Islam, Nabi Musa anaknya durhaka, Nabi Nuh istrinya durhaka, Nabi Ibrahim ayahnya musyrik. Padahal mereka adalah Nabi Allah. Jadi yang dilihat itu adalah dirinya bukanlah keluarganya".
Jika melihat kata-kata ini Aa sakit hati, kok dia begitu tega mau membiarkan keluarganya menjerit-jerit di neraka, kehausan, kesakitan, sedangkan dianya mau sendiri ke surga (itupun kalo dia masuk surga,tidak ada yang tau urusan satu ini). Aa sebut manusia seperti ini adalah manusia yang tidak punya hati dan tidak tahu diri. Para Nabi yang disebutkan tadi bukannya ingin membiarkan keluarganya tersiksa, tapi karena hidayah hanya datang dari Allah. Namun para Nabi tidak pernah putus asa menda'wahi keluarganya, meskipun hidayah belum juga datang. Jadi yang membedakan antara orang-orang yang beralasan tadi dengan para Nabi adalah, mereka tidak berusaha menda'wahi keluarganya, sedangkan para Rasul terus-terusan berusaha menda'wahi keluarganya. Meskipun hidayah datang dari Allah semata.

Udah ah mungkin segini dulu dari Aa, omat jaga nama baik agama, keluarga dan bangsa. Jangan sampai nama keluarga menjadi terceramar gara-gara dosa kita, apalagi sampai menghalangi gerak da'wah keluarga. Tulisan ini hanya setetes sayang Aa kepada adik-adik, semua ini karena Allah Swt.
Berusahalah selalu demi mengharap ridla Allah, bukannya demi mengharapkan hasil.
Jangan takut menghadapi permasalahan dunia, karena dunia akan ditinggalkan. Jalanilah selayaknya.

Aa yang selalu mencintai adik-adik semua

MaU KemAnA AkU....

Aku nanti mesti jadi apa, harus bagaimana, sudah punya apa, kalau itu gagal maka solusi alternatifnya apa?! @#xa%7&*.... Kegamanganku ini sampai menembus bilik hati, sering kali kuberpikir soal masa depan, sehingga seakan-akan semua rintangan sudah tergambar di depan mata, dan ini yang membuatku sibuk membuat siasat bagaimana menyelesaikan duri-duri nanti.
Akhirnya, kuterhanyut dalam rutinitas angan-angan, terkadang angan-angan ini membuatku takut, sedih, cemas, bahagia dan bingung. "Biarkan hari esok sampai ia dapat menghampirimu, karena saat ini kamu sedang sibuk" amanat Syaikh Aidl Al Qarni ini untukku dan untuk semua yang berangan-angan jauh, sampai sibuk dengan cita dan asanya.
Baik, untuk sementara ini aku tinggalkan masa depan, dan kan kusambut dia dengan kenyataan. Tapi Syaikh, aku tak sadar saat ini aku terlalu sibuk dengan dosa bukan dengan pahala?!. Sampai-sampai dosa itu sudah mencapai titik menghinaku, melecehkanku, dan memperkosa kehormatanku. AMANAH, ini mungkin salah satu dosaku yang paling besar, aku sudah tak mengenalnya lagi, dia menjadi asing bagiku. Tabban!, aku sering murka dan menghina para pemerintah yang tidak amanah. tapi aku? Aku?. Kemana amanah itu? Seharusnya detik ini, jam ini, waktu ini dan hari ini aku sedang sibuk dengan amanahku itu. Aku sama saja dengan para koruptor ketika aku sedang menyelewengkan amanah.
Ooooooooiii, tolong, tolong cari dimana amanahku? Seperti apa dia?, bagaimana bentuknya? apakah dia besar layaknya terletak di atas pundak para pemimpin bangsa? Pundak para pekerja? Pundak para tukang kuli? Pundak para jendral? Atau...?. Duh, malu aku pada orang tuaku, hina aku kalu adik-adikku tau, mereka menyangka saat ini aku sedang giat-giat beribadah, rajin-rajin belajar.... oh ya, belajar, akhirnya aku menemukannya, BELAJAR!, kalaulah dia layaknya es krim, maka kini dia sedang meleleh dibakar hawa nafsu dan dihembus hawa dosa. Ya, saat ini aku mesti cepat-cepat menikmatinya sebelum dia meleleh tak berbekas.
Ujian yang kan kuhadapi nanti sebenarnya formalitas semata, permainan dunia dan tak perlu terlalu diseriusi. Belajarku untuk diriku, sedangkan ujianku untuk memberikan kebahagiaan kepada orang tuaku, adik-adikku, kakek-nenek, teman-temanku, itu saja. Yang pasti aku kali ini mesti tajdid niat belajarku, tak mau gara-gara dunia ku dicampakkan ke kerak neraka. Aku harus kembalikan posisi diriku seperti pertanyaan pertama yang ditujukan-Nya untukku dulu, Dia tuhanku, Tujuanku, Tuju gerak langkahku, sasaran peluh perjuanganku.
Abu Hurairah dari Rasulullah bersabda “Siapa yg mempelajari ilmu tanpa mengharap Wajhullâh ‘Azza wa Jalla, yaitu dia tidak mempelajarinya kecuali mengedepankan keduniawian, maka dia tidak akan mencium wanginya surga pada hari kiamat” (HR. Abu Daud)
Malangnya diriku jika tak bisa mencium sedikitpun wanginya syurga, padahal wanginya bisa tercium sepanjang 40 tahun perjalanan.
FANKANO yang kebingungan

PuSinG AkU....

Cuih!, ingin sekali kumeludahi mukaku sendiri, biar terlihat kotor dan baunya diriku. Agar semua tahu bahwa diriku bukan malaikat yang selalu statis dalam ketaqwaan, malaikat hanya bisa berbuat ta'at meskipun dalam berbagai keadaan; di pasar, diskotik, bioskop. Tapi, aku juga bukanlah setan yang statis dalam kemaksiatan, setan hanya memiliki kepribadian hina dalam setiap keadaan, walaupun dia berada di majlis ta'lim, mesjid, pesantren, sekolah. Aku adalah aku, aku bukan dia, aku diriku yang fleksibel, aku makhluq bermuka dua. Meskipun ku akui sering kali muka setanku yang kutampakkan.
Satu per satu tangga keimanan kunaiki, tapi satu per satu juga tangga keimanan kuturuni. Di saat ku turuni satu anak tangga, ku tak segan menurunkan kaki bahkan meskipun beberapa anak tanggapun kakiku terasa ringan tuk kuturuni. Tapi, ketika anak tangga itu satu saja kunaiki, tiba-tiba jemari kakikupun terasa berat untuk kuangkat. Mengapa?, sebab secara fisik kakiku dan dengusan nafasku begitu mudah tika ku melangkah turun. Tapi, kakiku berat dan dengusan nafasku menderu di saat mesti kunaiki tangga itu.
Betul apa yang dikatakan kekasihku, segumpal darah sangat menentukan fisikku. Ketika ku akan naik, hatiku begitu enggan memotivasiku, tapi ketika kuturun dia seakan bahagia dan terus mendorongku. Yah, sekarang aku baru tahu sebabnya, ilham fujurku kali ini sudah banyak kulayani, sedangkan ilham taqwaku sudah mulai kerontang tak kuberi makan.
Satu per satu ketaqwaanku tergerus hawa nafsu, ilham taqwaku merintih. Duh alangkah beruntungnya aku, sebab rintihannya masih bisa kurasakan, artinya hati kecilku belum mati. Kan kucoba meraba tiap getarannya, meskipun jemariku sering tersayat duri ujian. Oh yah, aku mesti meminta tolong kepada orang-orang yang shaleh agar mereka bisa membantu meraba hatiku ini.
Keterpurukanku semakin memuncak di saat waktu luang menemani, di waktu itupun aku mulai menuai benih-benih kesenangan sesaat. Lalu, dia kali ini sedang berbuah kehancuran, kehinaan, dan kepedihan.
Sudah!, sudah!, aku cape, terpuruk, kerdil, aku..... "Jiwamu, jika tak disibukan dengan ketaqwaan, maka kemaksiatan akan menyibukanmu!" (Imam Asy Syafi'i). Benar, benar, benar!, sebab ku akui hidup itu antara dua pilihan; ketaqwaan atau kemaksiatan, kesedihan atau kesenangan, perjuangan atau kemalasan........ atau, ...atau. Dan, hatiku miris di saat aku mesti berdiri diantara dua pilihan yang sedang berteriak saling berebutan minta dipenuhi. Tapi, aku akan lebih pedih dan penuh sesal di saat pandanganku terkaburkan oleh fatamorgana dunia yang indah dipandang mata, tidak kenyang dimakan hawa nafsu, dan tidak kekal dipandangan Tuhan.
Sering kali hatiku berbisik "Ah, nanti aja solehnya jika sudah pulang ke Indonesia. Sekarang, nikmati saja yang ada". Segera kutersadar, sebab malaikat maut bisa jadi datang padaku di Negri Mesir ini, lalu apakah nanti aku bisa meminta padanya "Tunggu, kasihanilah saya, tunggu sampai saya pulang dulu ke Indonesia"
FANKANO yang terkaburkan