Monday, November 10, 2008

MaU KemAnA AkU....

Aku nanti mesti jadi apa, harus bagaimana, sudah punya apa, kalau itu gagal maka solusi alternatifnya apa?! @#xa%7&*.... Kegamanganku ini sampai menembus bilik hati, sering kali kuberpikir soal masa depan, sehingga seakan-akan semua rintangan sudah tergambar di depan mata, dan ini yang membuatku sibuk membuat siasat bagaimana menyelesaikan duri-duri nanti.
Akhirnya, kuterhanyut dalam rutinitas angan-angan, terkadang angan-angan ini membuatku takut, sedih, cemas, bahagia dan bingung. "Biarkan hari esok sampai ia dapat menghampirimu, karena saat ini kamu sedang sibuk" amanat Syaikh Aidl Al Qarni ini untukku dan untuk semua yang berangan-angan jauh, sampai sibuk dengan cita dan asanya.
Baik, untuk sementara ini aku tinggalkan masa depan, dan kan kusambut dia dengan kenyataan. Tapi Syaikh, aku tak sadar saat ini aku terlalu sibuk dengan dosa bukan dengan pahala?!. Sampai-sampai dosa itu sudah mencapai titik menghinaku, melecehkanku, dan memperkosa kehormatanku. AMANAH, ini mungkin salah satu dosaku yang paling besar, aku sudah tak mengenalnya lagi, dia menjadi asing bagiku. Tabban!, aku sering murka dan menghina para pemerintah yang tidak amanah. tapi aku? Aku?. Kemana amanah itu? Seharusnya detik ini, jam ini, waktu ini dan hari ini aku sedang sibuk dengan amanahku itu. Aku sama saja dengan para koruptor ketika aku sedang menyelewengkan amanah.
Ooooooooiii, tolong, tolong cari dimana amanahku? Seperti apa dia?, bagaimana bentuknya? apakah dia besar layaknya terletak di atas pundak para pemimpin bangsa? Pundak para pekerja? Pundak para tukang kuli? Pundak para jendral? Atau...?. Duh, malu aku pada orang tuaku, hina aku kalu adik-adikku tau, mereka menyangka saat ini aku sedang giat-giat beribadah, rajin-rajin belajar.... oh ya, belajar, akhirnya aku menemukannya, BELAJAR!, kalaulah dia layaknya es krim, maka kini dia sedang meleleh dibakar hawa nafsu dan dihembus hawa dosa. Ya, saat ini aku mesti cepat-cepat menikmatinya sebelum dia meleleh tak berbekas.
Ujian yang kan kuhadapi nanti sebenarnya formalitas semata, permainan dunia dan tak perlu terlalu diseriusi. Belajarku untuk diriku, sedangkan ujianku untuk memberikan kebahagiaan kepada orang tuaku, adik-adikku, kakek-nenek, teman-temanku, itu saja. Yang pasti aku kali ini mesti tajdid niat belajarku, tak mau gara-gara dunia ku dicampakkan ke kerak neraka. Aku harus kembalikan posisi diriku seperti pertanyaan pertama yang ditujukan-Nya untukku dulu, Dia tuhanku, Tujuanku, Tuju gerak langkahku, sasaran peluh perjuanganku.
Abu Hurairah dari Rasulullah bersabda “Siapa yg mempelajari ilmu tanpa mengharap Wajhullâh ‘Azza wa Jalla, yaitu dia tidak mempelajarinya kecuali mengedepankan keduniawian, maka dia tidak akan mencium wanginya surga pada hari kiamat” (HR. Abu Daud)
Malangnya diriku jika tak bisa mencium sedikitpun wanginya syurga, padahal wanginya bisa tercium sepanjang 40 tahun perjalanan.
FANKANO yang kebingungan

No comments: