Monday, November 10, 2008

Sebuah coretan hati; Ketika Hati Mulai Terketuk

To: Noery Tazkiyatun Nafsy di kamar

A. Prolog:
Gimana, masih dalam suasana apa hati ully kali ini? Aa hanya bisa berdo'a semoga Allah Yang berkuasa membolak-balikan hati manusia, menetapkan hati Ully dalam keta'atan kepada-Nya.
Tidak ada yang seindah dipuja, tidak ada yang secantik warna, tidak ada yang seenak rasa, jika hati kita sedang dalam remang-remang cahaya. Makanya Nabi sangat mewanti-wanti kepada manusia agar menjaga segumpal darah yang ada di bawah rusuk-rusuk kita, sebab dengannya bisa merubah paras cantik menjadi buruk dirasa, atau sebaliknya, merubah paras kurang cantik menjadi indah dirasa. Secantik apapun paras kita, seindah apapun pakaian yang membalut badan kita, segemulai apapun gerak tubuh kita, dan selihai apapun liuk lidah kita, tetapi jika hati kita busuk, lambat laun baunya kan tercium juga.
Masalah yang sedang Ully hadapi kali ini, Aa kira lumrah karena pada fase usia Ully ini memang sedang mencari sesuatu yang perlu diisi dalam hati. Bagian hati Ully kali ini sedang kosong, dan kekosongan itu akan semakin melebar jika terus diimpikan, bahkan kekosongan ini bisa sampai melebar menggulung bagian-bagian yang sudah terisi. Tapi Aa yakin Ully tidak sampai menyentuh dan mengosongkan zona-zona hati yang seharusnya terisi mapan. Zona-zona tempat Allah, Nabi, jihad, keluarga dan umat jangan dikosongkan.
Sebenarnya tulisan ini Aa tujukan tidak hanya kepada Ully tapi kepada Adik-adik dan alo-alo anu baru atau sedang mengenal makna cinta (kalo nggak mau ngaku sendiri Aa sebutin aja deh orang-orangnya yang lagi pada berbunga-bunga, awas jangan sampai yang dipegangnya bunga bangkai he he he. Ayo pada ngantri ku Aa sebutan hiji-hiji: Amy, Reri, Eza, Sofwan, Deri, Mulki, Seni, Wulan, Nisa, Oppy, teh Tanti, udah ah. Awas!!, de Galfin sama de Wanda jangan ikut-ikutan oke. Eh, ngomong-ngomong kumaha dengan mang Yudi dan mang Dadang?), tapi ditulisan ini objek yang paling penting adalah Ully.
Oke, kayaknya Aa terlalu banyak berpuitis udah dulu yah. Kita lanjut ke wilayah yang menurut Aa sangat penting untuk disampaikan, mengingat adik Aa yang cantik ini sedang butuh diusapan.
Ngomong-ngomong soal hati, pasti tidak akan lepas dari rasa yang tidak terinderawi, artinya hati hanya menyentuh aspek-aspek ruhiah tidak menyentuh aspek jasadiah. Dari hati akan muncul rasa takut, kecewa, sedih, marah, cita, senang, haru, kaget dan cinta. Ngomong-ngomong soal rasa yang Aa sebutin terakhir ini kayaknya paling seru digemari usia 15 tahun sampai 20-an, kenapa, karena rasa ini baru memiliki tempat pada usia saat-saat ini.
B. Ketika cinta dimaknai:
Banyak sekali orang-orang memaknai kata cinta, semua berbeda tergantung perasaan yang sedang dia rasakan. Sebab cinta ini sangat subjektiv (tidak masuk akal), sampai-sampai bisa membuat gila orang yang biasanya rasionalistis dan yang objektiv (mendahulukan akal). Berlepas dari apa yang ada dibalik para pemerhati cinta, yang pasti cinta terus menjalar kesemua strata (tingkat) manusia. Cinta itu bukan birahi atau hawa nafsu, karena hawa nafsu merupakan kedunguan, kegilaan dan gangguan mental. Cinta itu adalah simbol kehormatan, kesucian dan kebenaran. Ahmad A. Salal dalam bukunya "Daya Tarik Laki-laki di Mata Wanita" mendefinisikan cinta dengan mengutip dari kamus Webster "Cinta adalah simpati emosional yang terlahir dari akal dan dibangkitkan oleh keindahan dan respek terhadap bentuk apapun" artinya, cinta muncul dari objek yang bisa membangkitkan emosi yang lahir dari akal sehat. Lebih ringkas lagi Abu Usamah Muhyiuddin mendefinisikannya dengan "Condongnya hati kepada objek yang dicintai", beliau lebih mengerucutkan lagi bahwa cinta itu lahir dari hati bukan dari mata, karena hati yang memerintahkan mata.
Sudah, Aa nggak mau mempermasalahkan lagi soal definisi, tapi mau beranjak menuju realiti. Sebelumnya, dalam secarik surat ini Aa hanya akan mengkhususkan objek cinta sebatas pada lawan jenis pra-nikah (sebelum nikah). Dari pembahasan yang Aa usung ini sering muncul pertanyaan, "Emangnya ada cinta pra-nikah dalam Islam?". Dari pertanyaan ini Aa mesti jelaskan dulu antara perbedaan cinta dengan pacaran, ringkasnya cinta itu adalah anugerah yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya, cinta itu suci dan yang mengotorinya adalah pacaran, cinta itu lebih luas cakupannya dari pada pacaran, lebih tegas lagi Aa jelaskan bahwa pacaran itu bagian dari Zinah. Layaknya sebejana susu akan rusak dengan setetes racun. Sekali lagi, yang akan Aa bahas ini adalah cinta bukannya pacaran, perbedaannya akan Aa lanjutkan dipembahasan "Adab Mencintai".
C. Agar Cinta diridlai:
Oh ya hampir lupa, Aa belum menjawab pertanyaan yang tadi "Emangnya ada cinta pra-nikah dalam Islam?", Aa jawab dengan suara lantang "Adaaaaa". Kenapa?, dosen Aa yang bernama Prof. Dr. Abduttawaab Hilmi Muhammad berkata dalam "Fiqhul Usrah fil Islaam/Fiqih Rumah Tangga dalam Islam"; "Rasa Mawaddah dan Rahmah dalam rumah tangga akan ada jika sebelum menikah didahului rasa cinta". Lebih jauh lagi pada jaman Nabi Muhammad Saw ini telah terjadi, pada waktu itu ada seorang laki-laki mendatangi Rasulullah seraya berkata "Sesungguhnya kami mempunyai seorang putri yatim yang telah dilamar oleh dua orang laki-laki. Satu kaya dan yang satu lagi miskin. Sedangkan dia mencintai (laki-laki) miskin, namun kami menyukai yang kaya". Lalu Rasulullah bersabda: "Tidak ada pendapat lagi bagi dua orang yang saling mencintai kecuali nikah" (HR. Ibn Majah, dishahihkan oleh imam Muslim).
Dari hadits ini Aa dapat mengambil dua kesimpulan;
1. Cinta sebelum menikah itu ada dalam Islam, dengan alasan Nabi lebih menganjurkan kepada sang ayah tadi agar menikahkan puterinya dengan pemuda yang dicintai anaknya itu.
2. Islam membolehkan cinta sebelum menikah, jika masa (waktu) menuju pernikahan sangat dekat. Karena melihat dari perbincangan sang ayah tadi mengenai pilihan calon suami puterinya, artinya waktu antara cinta dengan pernikahan puterinya ini sangat dekat.
Jadi sekali lagi, cinta sebelum menikah itu ada tapi dengan catatan jika waktu dan target menuju pernikahan sangat dekat. Jangan sampai kita coba-coba mencintai lawan jenis jika waktu nikah belum dipuguhkan, meskipun itu hanya baru "cinta bertepuk sebelah tangan", akhirnya kita malah jadi banyak melamun. Padahal masih banyak hal-hal yang lebih penting harus kita pikirkan, misalkan; belajar, ibadah, bantu ortu, da'wah, ngajak adik atau saudara anu susah shalat, mamatahan adik anu belum bisa baca al Qur'an dan tugas-tugas lainnya anu lebih penting dari pada ngan sauukur ngalamun ngajol bintang dilangit.
Jadi, kalo adik-adik sudah mempunyai target sebulan lagi akan menikah, Aa sarankan agar mencari calon yang dicintai. Tapi kalau adik-adik masih pengen belajar di sekolah, masih mau minta uang jajan ka papah dan mamah, masih otot lehoan belum bisa nyusut leho sorangan (he he), atuh jangan coba-coba cari calon suami/istri. Emangnya Amy, Eza, Reri, Deri, Mulki, udah siap kerja kayak papah?, atau Seni, Nisa, Oppy, udah bisa nyuci baju, masak ngajar anak kayak mamah?. Kalo adik-adik jawabannya "belum", Aa sarankan agar mulai belajar dari awal, (belajar nyusut leho ku sorangan..J), ibadah yang rajin, bantu ortu, ajak saudara ngaji.... tuh kan masih banyak PR ti sakola, kerjakeun heula atuh. Stop!
Nah, pembahasan untuk adik-adik (selain Ully dan teh Tanty) udah selesai sampai tulisan ini, tapi kalau masih mau bacapun nggak masalah, itung-itung nambah ilmu.
D. Adab Mencintai:
Yu ah, kita berlanjut ke tahap yang lebih jauh lagi dari pada sekedar definisi. Gimana sih cara mencintai lawan jenis?, tapi ingat! Aa tegaskan kembali cinta di sini dibolehkan jika masa menuju pelaminan sangat dekat (1 bulan lagi misalkan), tapi kalo masih jauuuuhhh cukup cintai saja Allah, Rasul, Jihad, orang tua, kakak, adik, ibadah, belajar dan da'wah, oke? (harus jawab "oke" kalo enggak kepala benjol ).
Yup, di pembahasan ini Aa akan bagi ke dalam dua PeDeKaTe (pendekatan), satu jalur Hati, dua jalur fisik:
Posisi si "dia" di hati kamu:
Kata orang-orang "dari mata turun ke hati" terus dari hati turun ke perut (hus! etamah orang lapar), bukan, cinta itu bukan mulai dari mata, tapi mulai dari hati. Nggak percaya?, lihat aja sama orang yang ditakdirkan oleh Allah tidak bisa melihat, mereka mencintai istrinya tidak mulai dengan matanya, tapi dengan getaran-getaran hati. Jadi, dimana sih posisi si "dia" di hati kita?, pernah baca enggak firman Allah yang berbunyi "Katakanlah:'Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya'. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik". (QS. At Taubah:24).
Dari ayat ini kita bisa melihat prioritas posisi objek cinta di hati kita, Aa akan urut dari awal posisi hati ketika mencintai: pertama kita mesti mencintai Allah, Rasul, Jihad, Ortu, ...., saudara, keluarga.. Coba, apakah dalam ayat ini Allah menempatkan cinta bagi calon suami/istri kita (atau bahasa kasarnya "pacar")?. Artinya, posisi calon pasangan di hati kita mesti ditempatkan setelah hal-hal yang lebih kita dahulukan yaitu setelah mencintai Allah, Rasul, jihad, Ortu, Saudara, Keluarga, setelah itu terserah adik-adik mau menempatkan si "dia" setelah atau sebelum harta atau niaga. Coba, raba lagi dalam hati apakah si "dia" posisinya di hati kita melebihi kecintaan kita kepada Allah, Rasul, Jihad dan Ortu?, jika "Iya" kembali beristighfar karena Allah telah memperingatkan orang-orang yang seperti ini: "Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada Hari Kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal)". (QS. Al Baqarah:165)
Apakah kita mau termasuk golongan orang yang dzalim sehingga Allah akan menyiksa kita, ataukah memilih menjadi golongan yang beriman yang sangat mencintai Allah sehingga Allah akan memasukkan kita dalam surga-Nya?. Atau kembali lihat di surat At Taubah ayat 24, jika saja ada sesuatu yang mendahului posisi Allah, Rasul dan jihad di hati kita, maka kita akan termasuk orang-orang yang fasik.
Udah, kalo nggak mau rugi nanti di akhirat, maka kita dahulukan cinta kita kepada Allah, Rasul dan jihad daripada hal apapun. Tapi apakah Ully udah tau kalo si "dia" udah ditempatkan sesuai dengan ayat tadi?. Aa coba bantu Ully menjawab pertanyaan ini dengan poin-poin yang mesti kita lakukan, agar posisi tadi tidak sampai menjajah posisi Allah, Rasul dan jihad. Oke, baca terus sampai tamat.
Menjaga Jasad setelah menjaga hati
Di poin ini Aa akan menolong Ully dalam menjawab pertanyaan tadi, yaitu dengan melihat posisi jasad ketika berinteraksi dengan si "dia". Di awal, kita mesti mendahulukan perintah Allah dan Rasul dari pada hal-hal lain, karena kalo nggak demikian berarti sudah ada objek lain yang mendahului Allah dan Rasul di Hati kita. Lalu jika sampai si "dia" menghalangi gerak da'wah kita, berarti ada objek lain yang mendahului cinta kita kepada Jihad (baik jihad dengan perang atau da'wah). Selanjutnya, lebih rinci lagi Aa akan mengulas masalah Ikhtilath, dan jika kita melakukan Ikhtilath maka kita sudah mengerjakan apa yang Allah dan Rasul haramkan. Ikhtilath artinya; gerak jasad dengan orang yang bukan mahramnya (bukan Mahram: orang asing yang berlainan jenis atau si "dia"). Adapun ciri-ciri orang yang Ikhtilath itu adalah:
a. Jika pas lagi ngobrol kita terbuka aurat, adapun aurat wanita adalah seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan, dan aurat laki-laki dari pusar sampai lutut. Sebab Allah dan Rasu-Nya melarang kita buka aurat di hadapan orang yang bukan mahram: "Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata:"Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)". (QS. Al A'raf:20)
b. Kita tidak menundukkan pandangan dari orang yang bukan mahram (atau si "dia"). Sebab Allah memerintahkan kita agar menundukkan pandangan, dalam firman-Nya surat An-Nur ayat 30&31: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka,...."
c. Kita bersentuhan dengan orang yang bukan mahram (atau si "dia"). Sebab ini sudah termasuk perbuatan yang mendekati zina, padahal Allah telah melarangnya: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk" (Al Isra:32). Nabipun telah memberikan gambaran beratnya dosa orang yang bersentuhan dengan sengaja dengan orang yang bukan mahram, dalam sabdanya: "Lebih baik kepala ditusuk jarum besi, dari pada menyentuh wanita yang tidak dihalalkan" (HR. Bukhari). Dalam sabdanya yang lain Nabi menegaskan bahwa: "Saya tidak bersalaman dengan wanita" (HR. Malik).
d. Jika pas ngobrol kita ngobrolin sesuatu yang tidak sopan, Allah telah mewanti-wanti kepada muslimah dengan firman-Nya: "Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik" (Al Ahzab:32). Maksudnya, jangan berbicara dengan sikap yang menimbulkan keberanian orang bertindak yang tidak baik, sebab dalam hati mereka ada penyakit yang mempunyai niat berbuat serong dengan wanita, seperti melakukan zina.
e. Kita mojok berduaan dengan orang yang bukan mahram (atau si "dia"), sebab agama melarang perbuatan ini dalam sabda Nabi; "Laki-laki dan perempuan tidak boleh mojok, kecuali diantara keduanya ada orang yang mahram" (HR. Bukhari). Artinya, kita tidak boleh mojok berduaan dengan orang yang haram didekati, kecuali jika ada adik atau kakak misalkan. Sebab jika kita sedang berduaan dengan orang yang bukan mahram, maka yang ketiganya adalah syaitan yang akan membisikan pikiran jahat (lihat Qs. Al A'raf:20).
Fuiiiih, cape juga yah. Tapi demi adik Aa yang cantik ini, Aa akan terus lanjutkan agar pikiran Ully tidak menggantung, disamping pembahasannya juga belum selesai (jangan cape bacanya yah?, kalo cape simpan dulu, tapi jangan dibuang, lalu baca lagi).
Terus sampai mana pembicaraan kita tadi? (de Cicka ikut ngomong: "Sampai ciri-ciri ikhtilath A"). Hus, de cicka jangan baca ini, nanti aja kalo udah gede, tapi makasih yah udah ngingetin, ayo sana baca Iqra ke-enamnya lagi. Yup, jadi kalo kita udah melakukan ciri-ciri ikhtilath tadi, maka kita sudah menempatkan si "dia" melampaui tempat cinta kita kepada Allah, Rasul dan Jihad di hati. Sebab kita sudah mengerjakan apa-apa yang Allah dan Rasul larang, dan lebih mendahulukan perintah syaitan dan si "dia".
Udah ah, kayaknya untuk soal Adab Mencintai sampai di sini. Intinya, tempatkan dahulu objek cinta di hati kita sesuai dengan surat At Taubah:24 lalu, hindari Ikhtilath. Agar cinta kita suci sesuci embun pagi.
E. Di Saat Harus Memilih:
Setelah Aa paparkan tentang cinta, kapan cinta itu mesti ada dan posisinya di hati kita, Aa mau ngelanjutin ke tahap proses memilih calon yang baik dan benar. Baik, sesuai dengan keinginan lahiriah kita. Benar, sesuai dengan syari'at Islam. Aa akan beri cerita analogi dulu:
Ceritanya gini, di suatu negri antah berantah ada seorang raja yang baik hati mengadakan lomba bagi rakyatnya. Lomba ini dia namakan dengan "Lomba memilih kue". Setelah penduduk kerajaan banyak yang mendaftar raja lalu memilih tiga pendaftar pertama, lalu raja memulai perlombaannya di sebuah lapangan luas, di sana diletakkan sebuah meja yang panjangnya empat meter, di atas meja dijajarkan kue dengan berderetan dari awal meja sampai akhir. Jumlah kue seluruhnya ada 40 potong.
Ketiga peserta ditutup matanya sebelum melihat meja itu, sang raja menyebutkan peraturan permainannya. Semua peserta mesti berjalan sepanjang meja ini, sambil memilih satu dari 40 potong kue yang dia anggap paling enak dipandang. Dengan syarat, peserta yang berjalan sepanjang meja tersebut tidak boleh kembali mundur dan hanya diberi waktu 5 menit untuk menyelesaikan perlombaannya, serta peserta boleh menukar kue yang telah diambilnya tanpa mundur kembali. "Dor,dor,dor" suara pistol terdengar tanda perlombaan dimulai:
1. Oke, peserta pertama mulai dibuka penutup matanya ia melihat meja panjang lalu mulai melangkah dan mengambil kue pertama. Ia terus berjalan sambil melirik-lirik kue yang ia temui, ketika dipertengahan meja ia meletakkan kue ke-1 nya dan mengambil kue ke-2. kemudian ia mulai berjalan, tapi ketika di ujung meja dia melihat kue yang lebih enak daripada kue ke-2nya itu. Lantas ia meletakkan kue ke-2 itu di samping kue ke-3 yang ia inginkan, ia bingung berpikir panjang sibuk memilih akhirnya waktu sudah habis, ia akhirnya tidak mendapatkan satupun kue yang bisa ia makan.
2. Sebelum peserta ke-2 mulai, kue di acak letaknya agar berbeda dengan peserta ke-1. Peserta ke-dua mulai dibuka matanya. Ia berjalan dengan langkah pasti karena ia sudah punya gambaran kue yang enak menurut idealismenya. Satu per satu kue ia lihat dan dia lewati, di pertengahan ada satu kue yang menarik hati dia, tapi dia tidak mengambilnya ia ragu. Akhirnya ia melanjutkan langkahnya, mengurungkan niat untuk mengambil kue tadi. Satu per satu ia lihat kue yang ia temui, tidak ada yang membuat hatinya tergiur. Di akhir meja tinggal satu kue yang lebih tidak sesuai dengan idealismenya, karena peraturan tidak boleh mundur maka ia terpakasa mengambil kue terakhir, dan memakannya dengan hati yang dongkol.
3. Kue di acak kembali sebelum peserta ke-3 mulai. Peserta ke-3 mulai di buka matanya, ia berjalan melihat kue satu lalu ia lewati, kue ke-2 ia perhatikan dan lewati, kue ke-3 ia perhatikan dan lewati. Dari ketiga kue ini ia sudah bisa membandingkan mana yang lebih enak dari ketiga kue tersebut, ia mulai melangkahkan kaki melewati dan melihat kue ke-4,5,6,7,8....21 ia berhenti di kue yang ke-22, hatinya tertarik, lalu ia mulai mengambilnya. Kemudian ia melangkahkan kaki sambil memegang kue ke-22itu, sampai ke ujung meja tanpa melihat kue-kue yang ia lewati. Akhirnya ia memakan kuenya dengan perasaan puas.
Sang raja bingung menentukan siapa pemenangnya, sebab Aa-pun bingung memilihnya, tapi si raja melihat raut wajah para peserta setelah sampai di akhir meja tadi, ia memilih peserta ke-3 karena melihat raut wajahnya yang puas sambil memakan kue hasil pilihannya.
Jadi gituuuuuu, simpulin deh sama Ully sendiri. Tapi Aa kasih gambaran dikit jika diterapkan pada paradigma cara memilih calon pasangan, kalo peserta ke-1 tadi Aa lihat dia terlalu sembrono memilih, terlihat ketidakpuasannya dengan ganti-ganti kue (pasangan). Karena terlalu lama memilih dia akhirnya tidak bisa memiliki pasangan hidup, ia keburu meninggal. Dan peserta ke-2, Aa lihat dia terlalu idealis, sehingga penilaiannya terhadap kue melebihi kue-kue yang ada di meja tadi, artinya ia terlalu bercita-cita dan beridealisme tinggi dalam mencari pasangan, ia cape mencari idealismenya tapi tak bisa dia temukan, akhirnya dia memilih pasangan yang jauh dari idealismenya karena tuntutan umur yang sudah mulai menua.
Sedangkan peserta ke-3, dia sudah memiliki standar mana yang baik dan benar, dia tidak beridealisme tinggi, namun ia mempelajari dulu satu per satu lalu setelah ia bandingkan dia mulai memilih satu pasangan yang dianggapnya lebih baik dari calon-calon yang ia lihat di awal, tanpa melihat calon-calon lain setelahnya.
Memilih calon itu memang sulit, tapi bukan berarti tidak mungkin untuk kita lakukan. Yang sulit itu hanya bagaimana agar pasangan yang kita capai dapat memuasakan lahir dan batin, dunia dan akhirat. Kalo kita terlalu sibuk memilih dan memilah, sedangkan waktu terus berjalan dan umur semakin menua serta kubur semakin mendekat, cita-cita kita malah akan tenggelam bersama kematian kita.
Baik, kita mulai memilih calon pasangan yang baik dan benar. Tapi ingat! Memilih ini hanya bagi orang yang sudah memiliki target dekat sekali kepada pelaminan, kalo masih lama jangan sibuk-sibuk memilih apalagi sibuk-sibuk ikhtilath dan pacaran, sibukin aja dengan hal-hal yang positif menurut agama. Nah kalo Ully udah punya target dekat-dekat ini, Aa kasih bocoran gimana cara memilih pasangan, semua poin-poin yang akan Aa sebutkan ini memang relatif dalam pandangan manusia, tapi setidaknya ully mesti memiliki standar dari poin-poin ini, dan standar ini mesti tidak bertentangan dengan syari'at. Poin-poin yang Aa maksud adalah sebagaimana sabdanya Rasul "Dinikahi wanita karena empat perkara; karena hartanya, parasnya, nasabnya dan agamanya. Pilihlah yang memiliki agamanya....", hadits ini berlaku juga bagi perempuan yang hendak memilih calon suaminya:
a. Standar Agamanya; artinya hadits di atas lebih mendahulukan agama. Memang, kita tidak bisa secara pasti melihat derajat ketaqwaannya, tapi bukan berarti tidak mungkin kita melihat sesuai dengan standar yang telah kita inginkan pada agamanya. Standar ini bisa kita lihat dari kualitas Ibadahnya; misalkan aqidahnya bagaimana, shalatnya, puasanya, zakatnya, ibadah-ibadah sunatnya. Lalu kita lihat Kualitas akhlaqnya: apakah dia pencuri, tukang bohong, tukang ngeband atau penyanyi nasyid, sopan atau "slonong boy", perokok?. kualitas ilmu agamanya; dia bisa baca qur'an enggak atau dia malah pandai main musik dan nyanyi?, sudah sampai mana dia mengenal agamanya, apa persepsi dia tentang asumsi yang dituduhkan amerika kepada muslimin sebagai teroris? (ini misal saja). Kualitas ilmu pengetahuannya; apakah dia seorang orator, atau penulis, tidak "gaptek" (gagap tekhnologi) atau bahkan "butek" (buta tekhnologi), strata pendidikannya sampai apa; s1,s2 atau s3 dll. Jika kita sudah tahu nilai standar keagamaannya, dan itu sesuai dengan standar yang kita inginkan, ambil aja atuh sebab Nabi pernah bersabda "barangsiapa yang menikahi perempuan karena harta dan parasnya, Allah akan mengharamkan baginya kecantikan dan harta perempuan itu. Dan barangsiapa yang menikah karena agamanya, maka Allah akan memberinya rizqi harta dan kecantikan perempuan itu" artinya, jika memilih agama maka harta dan kecantikan akan ngikut, tapi tidak sebaliknya.
b. Standar Parasnya; hadits yang pertama tadi bukan berarti mengkhususkan hanya memilih agamanya saja, tapi maksudnya agama mesti menjadi pilihan awal. Selanjutnya kita memilih calon yang shaleh dan cantik/ganteng, ini sah-sah saja dan fitrah manusia. Nah, Ully mesti memiliki standar paras calon yang diinginkan, tapi inimah relatif oge tergantung gerentes hate. Tapi menurut Aa soal ieu mah sama saja mana yang cantik atau tidak, karena disamping mereka juga akan menua dan mati, juga karena orang yang cantik bisa buruk rupa jika hatinya busuk, begitupun sebaliknya orang yang kurang cantik menjadi cantik karena hatinya cantik (ia setia, berakhlaq mulia, pokoknamah pikaresepeun). Makanya nabi bersabda "sebaik-baik istri-sitri kalian adalah jika kita melihatnya, akan membahagiakan hati kita...." yang membahagiakan itu tidak selamanya pasangan yang cantik/ganteng, sebab rupa akan terus menua. Tapi usahakan we cari anu shaleh dan cantik/ganteng.
c. Standar Ekonominya; Nabi menyebutkan hadits tadi kepada laki-laki agar mencari wanita yang mapan hartanya, apalagi kepada wanita, sebab mesti suamilah yang menafkahi istri. Jadi Ully mesti memiliki standar penilaian kepada ekonomi calon suami, apakah dia sudah bekerja atau masih mencari kerja, atau sudah menyusun cara mencari nafkah, atau mau memilih yang lebih parah yaitu lelaki yang masih kekanak-kanakkan, main-main, ngegang, dan masih minta uang jajan sama ortu?. Tinggal Ully menentukan standar ini, jadi yang ketiga cari calon yang Shaleh, Ganteng dan hampir/sudah mapan ekonominya.
d. Standar Nasab/keturunannya; sebab agar jangan sampai nasab calon pasangan mengganggu ketentraman berumah tangga kita. Kalo dia seorang anak dari pencuri, akan mengganggu ketenangan harta kita, makanya jangan cari calon yang keluarganya tidak berakhlaq. Minimalnya kita mesti melihat kedua orang tuanya, karena kita akan sering berinteraksi dengan mertua kita. Ingat kata papatah sunda "Uyah mah moal tees ka luhur" atau adagium Indonesia "Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya", setidaknya ada sedikit perilaku ortunya yang jahat telah merembes ke kepribadiannya. Kecuali jika buah itu jatuh ke sungai lalu terbawa air sampai ke daerah yang lebih indah.
Gitu, Ully mesti memiliki standar sesuai dengan keinginan ully, tapi keinginan Ully tidak boleh bertentangan dengan syari'at Islam. Semua poin kriteria ini Aa kira Ully tidak akan bisa optimal mengenal semuanya dalam diri laki-laki, karena Ully akan terbentur dengan hukum-hukum ikhtilath ketika hendak mengenal seorang laki-laki (Aa yakin Ully tidak akan melakukan ciri-ciri ikhtilath yang Aa sebutkan di atas). Makanya Nabi pernah bersabda dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda “Jangan menikahkan seorang perempuan janda sebelum diminta persetujuan serta mengadakan musyawarah dan jangan menikahkan seorang gadis sebelum diminta persetujuannya.” beliau ditanya “Wahai Rasulullah, bagaimana cara dia mengizinkannya?” beliau menjawab “Dengan diamnya”. Artinya, wanita yang masih perawan meminta kepada wali (bapak/paman/kakak-adik laki-laki) untuk melihat dan menilai calon suami yang telah dipilihnya. Kenapa?, karena wali lebih mengetahui kepribadian seorang laki-laki dan lebih mudah menilainya karena tidak terhalang dengan Ikhtilath. Atau wali meminta pendapat kepada anaknya tentang lelaki yang dipilihkan untuknya, dan dia berhak untuk menolaknya, dengan mengambil dalil di awal (pada pembahasan "Agar cinta diridlai") tentang seorang anak perempuan yang menolak keinginan wali dan lebih memilih laki-laki yang miskin.
F. Epilog:
Udah ah, kayaknya segini dulu kepala Aa udah mulai kunang-kunang udah jam 01:00 malam. Ullypun udah cape kan bacanya. Semoga ully berhasil jika target menikah ully udah dekat, tapi Aa do'akan semoga Ully diberikan kekuatan oleh Allah jika targetnya masih lama. Kalo udah mulai dekat, nanti Aa akan nulis lagi soal "khitbah".

No comments: